...aku menari bersama senja diiringi nyanyian hujan yang membekukan... ..

☂☂☂

Maret 09, 2011

"Mahkota Pangeran Tresna"


diceritakan kembali oleh nitalaras dengan perubahan.
naskah asli pada kumpulan dongeng Bobo 41

Hiduplah seorang gadis cantik bernama jelita bersama kakeknya yang buta di sebuah desa terpencil yang permai. Setiap hari ia merawat kebun sayurnya. Suatu ketika, seusai jelita bekerja di kebun, ia bergegas menuju sungai untuk mencuci pakaian. Namun setelah beberapa menit jelita menyadari ada sebuah kotak yang tersangkut diantara ranting yang tumbuh di tepi sungai. Kotak yang terbuat dari emas tersebut mengalihkan pandangan jelita. Sejenak kemudian ia berpindah mendekati kotak tersebut. Betapa riangnya jelita menemukan kotak tersebut. Ia berniat menjualnya untuk biaya berobat kakekknya. Namun ia tiba-tiba berubah pikiran.
“Ah sebaiknya aku kembalikan kepada pemiliknya. Mungkin aku harus meminta bantuan ki barep.” gumamnya dalam hati. Jelita segera pergi ke alun-alun desa untuk menemui Ki Barep, kepala dusun yang terkenal cerdik.
∞∞∞
Di gerbang alun-alun, seorang gadis berparas cantik baru saja datang. “Hah! Mau apa kau kesini?” hadang Mangir kasar, ia adalah putri bangsawan terkaya di kabupaten tersebut. Dahulu,ayah Jelita bekerja pada keluarga kaya itu.
“Selamat siang, Den Ayu Mangir,” sapa Jelita hormat.
Mangir membalasnya dengan sinis. Ia mengira Jelita datang ke alun-alun desa yang saat itu sedang diadakan pesta, untuk berkenalan dengan Pangeran Tresna. Ia menghardik Jelita terus-menerus. Kemudian ketika ia melihat Jelita membawa sebuah kotak, sikapnya tiba-tiba berubah. Ia bertanya asal-usul kotak tersebut dan mengaku sebagai pemiliknya. Jelita percaya begitu saja dan menyerahkannya pada Mangir.
Jelita yang merasa tugasnya telah selesai kembali pulang kerumah. Sementara Mangir sibuk menerka apa isi kotak tersebut dan memikirkan cara untuk dapat membukanya. Dibawanya kotak itu ke pesta penyambutan Pangeran Tresna. Ia berfikir akan memberikannya kepada Pangeran sebagai ucapan selamat datang. Untuk membukanya, mungikin ia harus meminta bantuan KI Barep.
∞∞∞
Sesampainya di alun-alun desa, Mangir segera berjalan mendekati Pangeran Tresna. Pangeran Tresna yang melihat Mangir membawa kotak yang ia kenali, seketika teringat sesuatu. Ia teringat pada kotak emas berisi mahkota bertahta kan permata berwarna hijau yang hanyut di sungai ketika dibawanya dalam pengembaraan beberapa waktu silam. Ia yakin kotak itulah yang dibawa oleh Mangir saat ini. Pikirannya tiba-tiba terbuyarkan oleh suara Mangir yang diperhalus.
“Pangeran, perkenankan saya memberikan kotak ini kepada pangeran” ucap Mangir penuh percaya diri, meskipun sebenarnya ia masih bingung bagaimana cara untuk membukanya.
Pangeran Tresna menerima kotak itu denagn senang hati. Kali ini Pangeran Tresna sudah sangat yakin itulah kotak yang selama ini hilang. Segera ia mengeluarkan sebuah kunci dari sakunya dan berkata, “Terima kasih Mangir. Juga atas kunci ini yang kau berikan sebelumnya. Kini aku mengerti.” Pangeran tersenyum pada Mangir, mengisyaratkan sesuatu.
Mangir yang sebenarnya belum mengerti penuh, terpaksa mengikuti isyarat Pangeran Tresna. Ternyata, Pangeran berusaha menyembunyikan Mangir agar tidak merasa dipermalukan dihadapan rakyat yang hadir di alun-alun.

Jakarta, Minggu-06 Maret 2011

Tidak ada komentar: