Pelangiku kelabu. Bulir-bulir air hangat ini tumpah ruah. Meluruhkan mejikuhibiniu keanggunannya. Ia meninggal.
Meninggal.
Ya. ia sudah tiada. Kenangannya telah
terkubur bersama raganya. Raga yang selalu membelai gundahku. Raga yang menjadi
sandaran rapuhku. Raga yang menyatukan serpihan-serpihan kisah tak bernyawa. Namun,
kini dihancurkannya lagi. Hanya gelap yang menyiksaku.
Kunjungi pula:
- Website Bukune
(http://www.bukune.com/)
- Fan page Facebook Bukune (http://www.facebook.com/bukunepenerbit)
- Tumblr Bukune (http://bukune.tumblr.com/)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar