...aku menari bersama senja diiringi nyanyian hujan yang membekukan... ..

☂☂☂

Agustus 08, 2014

Muntah.

Ada yang aneh
Ada yang sakit
Fisik dan batin, semuanya tidak sehat

Mungkin lelah
Ya.
Lelah dengan semua ini
Lelah dengan apa yang ada disekitar
Lelah sampai muak
Lelah sampai bosan

Terjejali setiap waktu
Sampai ingin dimuntahkan


Jakarta, 08 Agustus 2014 | N

Kepadanya.

Dok. Pribadi

Kepadanya, kumanjakan rasa ini. Rasa yang tumbuh-hilang, namun menggalaukan. Rasa yang kuyakini sejak awal meski perih yang pada akhirnya justru meraba-raba. Perih-pedihnya masih akan selalu terasa, namun apa daya aku harus tau diri: akan sesuatu yang kujanjikan di awal.
Bahwa takkan pernah ada sesal, bagaimanapun dalam sakitnya.
Bahwa aku harus rela menjaga, yang dipikirnya tak perlu aku yang menjaga.
Bahwa ternyata aku bukan siapa-siapa, dan takkan pernah sebagai apa-apa atas apapun yang pernah ada.
Semuanya lenyap-hilang-musnah begitu saja. Berbalik 180 derajat. Oke, tak apa. Sudah dikatakan di awal, aku harus rela. Bagaimanapun.
Sampai pada akhirnya aku betul-betul nyata belajar bahwa: menjadi ikhlas dan sabar itu luar biasa :')

Jakarta, 08 Agustus 2014 | N


Kepada Diriku yang Bodoh

Entah sudah berapa lama aku seperti ini.
Merasakan perih tiada berperi yang tak kunjung henti.
Semakin hari selalu ada alasan untuk aku bangkit, namun kemudian jatuh lagi.
Kamu lagi.
Karena kamu lagi.
Dan selalu kamu lagi.

Kau berhasil mengiris hatiku tipis-tipis, sampai tak lagi mampu kukenali diriku sendiri.
Aku sudah kacau balau.

Mungkin kamu tak pernah tahu,
bahwa aku belum lagi mampu berdiri seutuhnya
bahwa aku teramat lemah untuk menghindari yang pernah ada
bahwa aku..... ah, sudahlah. Bukankah semua ini tak lagi penting untuk kau ketahui?
Sebab itulah aku pergi....



Jakarta, 08 Agustus 2014 | N