...aku menari bersama senja diiringi nyanyian hujan yang membekukan... ..

☂☂☂

Oktober 16, 2011

persembahan terakhir untuk bundaku



Dalam sebuah kegamangan, tersimpan berjuta bulir cerita. Yang apabila berusaha untuk diungkap, maka tak akan pernah ada habisnya. Sekalipun sang waktu telah bersumpah untuk menemani.

Ketika kedamaian mendarat dalam nurani bersama jutaan mimpi, sungguh terasa begitu nikmatnya. Tiada terkira. Bahkan, ingin rasanya untuk kian mendekapnya erat. Selamanya.

Hidup adalah sesuatu yang unik. Perpaduan gelisah dan bahagia yang sempurna. Disirami butir-butir canda dan kecewa. Resah dan anugerah.


Meskipun hujan tak lagi menyapaku dalam kegelapan, aku akan selalu menanti kehadirannya membawa nikmat untuk diriku.


Barisan kata yang pernah ku torehkan takkan pernah mewakili perasaanku terhadapmu. Betapa aku menyayangimu. Betapa aku begitu menghormati sosokmu, bundaku...

Oktober 09, 2011

p r e t t y b o y


I lie awake at night
See things in black and white
I've only got you inside my mind
You know you have made me blind

I lie awake and pray
That you will look my way
I have all this longing in my heart
I knew it right from the start

Oh my pretty pretty boy I love you
Like I never ever love no one before you
Pretty pretty boy of mine
Just tell me you love me too

Oh my pretty pretty boy
I need you
Oh my pretty pretty boy I do
Let me inside
Make me stay right beside you

I used to write your name
And put it in a frame
And sometime I think I hear you call
Right from my bedroom wall

You stay a little while
And touch me with your smile
And what can I say to make you mine
To reach out for you in time

Oh my pretty pretty boy I love you
Like I never ever love no one before you
Pretty pretty boy of mine
Just tell me you love me too

Oh my pretty pretty boy
I need you
Oh my pretty pretty boy I do
Let me inside
Make me stay right beside you

Oh pretty boy......

say you love me too...

Oh my pretty pretty boy I love you
Like I never ever love no one before you
Pretty pretty boy of mine
Just tell me you love me too

Oh my pretty pretty boy
I need you
Oh my pretty pretty boy I do
Let me inside
Make me stay right beside you


c r y


I'm not the type to get my heart broken
I'm not the type to get upset and cry
'Cause I never leave my heart open
Never hurts me to say goodbye

Relationships don't get deep to me
Never got the whole 'in love' thing
And someone can say they love me truly
But at the time it didn't mean a thing

My mind is gone, I'm spinnin' 'round
And deep inside my tears I'll drown
I'm losin' grip, what's happenin'?
I strayed from love, this is how I feel

This time was different
Felt like I was just a victim
And it cut me like a knife
When you walked out of my life

Now I'm in this condition
And I've got all the symptoms
Of a girl with a broken heart
But no matter what you'll never see me cry

Did it happen when we first kissed?
'Cause it's hurtin' me to let it go
Maybe 'cause we spent so much time
And I know that it's no more

I shoulda never let you hold me baby
Maybe why I'm sad to see us apart
I didn't give to you on purpose
Gotta figure out how you stole my heart

My mind is gone, I'm spinnin' 'round
And deep inside my tears I'll drown
I'm losin' grip, what's happenin'?
I strayed from love, this is how I feel

This time was different
Felt like I was just a victim
And it cut me like a knife
When you walked out of my life

Now I'm in this condition
And I've got all the symptoms
Of a girl with a broken heart
But no matter what you'll never see me cry

How did I get here with you? I'll never know
I never meant to let it get so personal
And after all I tried to do, stay away from lovin' you
I'm broken hearted, I can't let you know
And I won't let it show, you won't see me cry

This time was different
Felt like I was just a victim
And it cut me like a knife
When you walked out of my life

Now I'm in this condition
And I've got all the symptoms
Of a girl with a broken heart
But no matter what you'll never see me cry

This time was different
Felt like I was just a victim
And it cut me like a knife
When you walked out of my life
(You'll never see me cry)

Now I'm in this condition
And I've got all the symptoms
Of a girl with a broken heart
But no matter what you'll never see me cry
On my life



September 06, 2011

fenomena kebudayaan


terbang rendah burung beragam
dari rumah turun ke hutan
budaya daerah beraneka ragam
mari bersama kita lestarikan

mari menyanyi sambil menari
suara dua tinggi dan rendah
budaya negeri tetap lestari
negeri kita semakin indah

pohon kurma sebesar paha
pohon kemiri tidak berduri
mari bersama kita berusaha
membangun seni di negeri sendiri

anak cicak mencari makan
bersembunyi dibalik papan
orang bijak pasti pikirkan
hari ini dan masa depan

Agustus 22, 2011

Tiada manusia yang tidak membutuhkan belajar sekalipun ia dekat dengan kematian.

Agustus 16, 2011

Pelukan Terakhir Danar


Malam ini, tatapanku terpaku dalam kosong. Aku merasakan kembali kegelisahan yang sejak beberapa bulan terakhir tak mernah menghampiriku. Tepatnya setelah aku memutuskan untuk kembali mengisi bagian yang sempat kosong dalam hatiku. Kembali pada hati yang dulu sempat kusakiti, Danar. Anganku kembali pada detik-detik memilukan beberapa tahun silam.
“Danar, aku sayang kamu.” Ucapku lembut memulai pembicaraan yang menyakitkan.
“Iya, aku tau, sayang.” Balasnya tak kalah lembut. Jemarinya merengkuh jemariku. Menggenggamnya erat. Seakan tak pernah mau terpisah.
“Maafin aku ya.”
“Maaf untuk apa?” Danar mulai merasakan ada hal yang aneh.
“Maaf karena aku terlalu sayang kamu.”
Danar terdiam. Tak ada kalimat yang ingin ia katakan sedikitpun. Ia hanya menunggu aku melanjutkan kalimat yang begitu menggantung.
“Aku cuma mau...” kalimatku terhenti. Seperti ada duri yang tiba-tiba menahan setiap kata yang ingin keluar dari bibirku. Sementara air mataku mulai beranjak ingin menetes, namun aku berusaha untuk membendungnya. Aku tak ingin Danar melihat air mataku sekarang.
“...”
“Aku mau kita udahan aja.” Kalimat buruk itu telah kuucapkan. Lega rasanya.
“Kenapa, Anti? Kamu udah bosen ya?”
Bosan? Jleb! Kata itu terucap dari bibir manis Danar yang selama ini memerlakukanku sungguh sopan dan istimewa. Rasanya seperti ada paku yang tertuncap dalam dadaku. Mengoyakkan segala dinding kokoh harga diriku. Bahkan ia tidak lagi memanggilku dengan sebutan ‘sayang’ seperti yang ia lakukan sebelumnya. Ia langsung saja menyebut namaku yang sangat jarang ia lakukan ketika kami masih bersama. Aku merasakan kesedihan dan penyesalan yang luar biasa. Namun aku telah memantapkan hati untuk tetap mengakhiri semua ini, apapun yang terjadi. “Kamu tau kan aku bukan tipe orang yang cepat bosen?”
“Iya,”
“Tapi kenapa kamu bilang begitu? Aku ngga bosen kok sama kamu. Aku cuma terlalu sayang sama kamu.”
“Apa terlalu sayangnya kamu sama aku harus begini, An?”
“Aku rasa ini hal yang paling baik untuk kita saat ini.”
Danar terdiam beberapa saat, banyak kalimat yang ingin ia ungkapkan. Namun itu semua ia sembunyikan rapat-rapat. Hanya ia yang tau. “Anti, boleh aku jujur?”
Aku mengangguk
“Kalau boleh memilih, aku selalu berharap ngga pernah ada dalam posisi seperti saat ini. Meskipun aku ngga pernah merasakan ini sebelumnya, tapi aku tau posisi ini akan selalu menyakitkan. Seperti apapun caranya,” Danar menarik nafas sedih, “tapi perlu kamu tau, aku lebih ngga mau kamu merasa tersakiti dan sedih. Jadi, apapun keputusan dan keinginan kamu, aku akan terima.” Sebuah senyum getir muncul di wajah Danar. Ia mendekapku masuk dalam peluknya. Hangat. Penuh ketenangan.

Air mataku benar-benar menetes mengingat detik-detik beberapa tahun silam itu. Kegundahan yang sama kini sedang kurasakan. Danar akan pergi meninggalkanku. Raganya akan semakin jauh dariku. Memang hanya sebentar, tidak sampai satu bulan, tapi entah mengapa kali ini aku merasakan kegelisahan yang luar biasa. Sejak beberapa minggu belakangan, aku selalu sabar menghadapi Danar dengan segala kesibukannya yang tiada henti. Aku selalu berada disampingnya untuk memberikan support. Tapi tak bisa dipungkiri lagi bahwa aku hanyalah manusia biasa yang merasakan kesedihan bila jauh dari orang yang aku sayang. Aku takut akan ada penyesalanku lagi seperti beberapa tahun silam.
Mungkin ini agak berlebihan, tapi kepergian Danar kali ini betul-betul menyisakan kesedihan yang berbekas. Beberapa minggu kedepan handphone-ku akan sunyi dari celoteh sayang Danar yang selalu meramaikan hatiku.
Tak berapa lama, lantunan musik merdu terdengar dari handphone yang tergeletak disisi kanan tubuhku. Sebuah panggilan dari Danar. Tanganku langsung bergerak mengangkat teleponnya.
“Hallo.”
“Hallo, sayang. Happy anniversary ya buat kitaJ.”
“Happy anniversary juga ya.” Jawabku malas.
“Sayang, aku kangen sama kamu. Besok kan aku pergi, aku mau ketemu kamu sekarang. Aku kerumah kamu yaa.” Pinta Danar
“Iya.” Ucapku seperlunya. Danar tau apa yang aku rasakan. Aku memang telah menceritakan sebelumnya.
“Kamu jangan bête dong sayang. Maaf ya kalau aku selalu egois.”
“...”
“Jeleeek...”
“Iya.”
“Bukain pintu dong. Aku udah didepan rumah kamu nih.”
Aku terlonjak. Sesegera mungkin berdiri kemudian berjalan menjangkau pintu depan. Danar berdiri disana, kemudian menyapaku dengan senyumnya yang selalu kusukai. Kubalas dengan senyum pula, namun tak seindah biasanya. Masih ada gurat kesedihan. Malam ini, malam perpisahan kami sebelum Danar benar-benar pergi esok pagi.
Kami berdiri berdampingan di halaman rumahku yang cukup luas dibawah taburan bintang yang menyampaikan kasihnya, dan ditemani kekosongan diantara kami berdua. Tak ada topik pembicaraan yang terjalin diantara kami. Bahkan, aku dan Danar sama-sama sibuk dengan pandangan masing-masing ke langit malam yang terasa sangat berbeda malam ini.
Perasaanku berkecamuk. Satu sisi aku tidak rela Danar pergi meskipun hanya untuk sementara, namun sisi lain aku harus bersikap dewasa dan memberikan support pada kepergiannya yang berhasil membuat perasaanku tak menentu beberapa hari belakangan ini. Tanganku reflex menggapai tangan Danar. Menggenggamnya erat seperti yang ia lakukan beberapa tahun lalu. Namun kali ini lebih hangat dan penuh rasa takut. Getaran getir yang kurasakan mulai mengalir menyeberangi genggaman tanganku dan menepi pada lubuk hati Danar. Seketika itu pula Danar mendekapku dalam pelukan hangatnya. Perasaanku semakin tak menentu. Banyak hal yang ingin aku ungkapkan, namun terhenti begitu saja, tak mampu kuungkapkan. Hati kecilku menuntut untuk aku tidak mengungkapkannya, khawatir membuat Danar sedih dan semakin tidak rela jauh dariku. Semuanya tetap tersimpan erat. Aku berusaha menikmati pelukan hangat Danar untuk menenangkanku. Namun tak semudah itu, titi-titik getir masih jelas tersirat di wajahku.
“Tenang aja, sayang. Aku hanya pergi sebentar.” Ucap Danar. Suaranya lembut. Menyentuh lumbung hati terdalamku. Menutup segala ketakutan dan menghapus getir dari hatiku. Aku tak mampu berkata. Aku semakin terhanyut dalam pelukan Danar yang terakhir.
  


Makasih banyak udah nyempetin buat baca cerpen ini. Ada yang bisa memberikan kesimpulan???





Juli 16, 2011

if you're not the one


If youre not the one then why does my soul feel glad today? 
If youre not the one then why does my hand fit yours this way? 
If you are not mine then why does your heart return my call 
If you are not mine would I have the strength to stand at all 

I never know what the future brings 
But I know you are here with me now 
Well make it through 
And I hope you are the one I share my life with 

I dont want to run away but I cant take it, I dont understand 
If Im not made for you then why does my heart tell me that I am? 
Is there any way that I can stay in your arms? 

If I dont need you then why am I crying on my bed? 
If I dont need you then why does your name resound in my head? 
If youre not for me then why does this distance maim my life? 
If youre not for me then why do I dream of you as my wife? 

I dont know why youre so far away 
But I know that this much is true 
Well make it through 
And I hope you are the one I share my life with 
And I wish that you could be the one I die with 
And I pray in youre the one I build my home with 
I hope I love you all my life 

I dont want to run away but I cant take it, I dont understand 
If Im not made for you then why does my heart tell me that I am 
Is there any way that I can stay in your arms? 

cause I miss you, body and soul so strong that it takes my breath away 
And I breathe you into my heart and pray for the strength to stand today 
cause I love you, whether its wrong or right 
And though I cant be with you tonight 
And know my heart is by your side 

I dont want to run away but I cant take it, I dont understand 
If Im not made for you then why does my heart tell me that I am 
Is there any way that i 

Juni 24, 2011

Y O U


You did it again
You did hurt my heart
I don’t know how many times
You… I don’t know what to say
You’ve made me so desperately in love
and now you let me down
You said you’d never lie again
You said this time would  be so right
But then I found you were lying there by her side


reff: You.. You turn my whole life so blue
Drowning me so deep,  I just can reach myself again
You.. Successfully tore myheart
Now it’s only pieces
Nothing left but pieces of you


You frustated me with this love
I’ve been trying to understand
You know i’m trying i’m trying
You.. I don’t know what to say
You’ve made me so desperately in love
and now you let me down


repeat reff

Juni 21, 2011

Juni 18, 2011

cinta dan semua turunannya itu POSITIF

jadi, cemburu bukan tanda cinta. 

Zoya Amirin



i   n e v e r    t h o u g h t        t o    l o v e    y o u    a s       d e e p l y    a s    n o w 

Words

Smile an ever lasting smile
A smile can bring you near to me
Don't ever let me find you gone
'Cause that would bring a tear to me

* This world has lost its glory
Let's start a brand new story
Now my love
You think that I don't even mean
A single word I say

** It's only words
And words are all I have
To take your heart away

Talk in ever lasting words
And dedicate them all to me
And I will give you all my life
I'm here if you should call to me
You think that I don't even mean
A single word I say

[Repeat ** , **]

Da da da da da da da
Da da da da da da da da da da
Da da da da da da da
Da da da da da da da da da da

[Repeat * , ** , ** , **]

Juni 11, 2011

Remember When


Buchtitel  :    Remember When ‘ketika kau dan aku jatuh cinta’
Autorin   :    Winna Efendi
Verleger   :    GagasMedia
Dicken     :    252 Seiten







“Apa pun yang kau katakan, bagaimanapun kau menolaknya, cinta akan tetap berada di sana, menunggumu mengakui keberadaannya."


Takdir kita sudah jelas. Kau, aku, tahu itu


Awalnya Cuma iseng² memantapkan hati buat beli novel. Maklum, akhir² ini tiap mau beli novel, gue selalu berpikiran saaaaangaaaat jauh. Selalu inget² koleksi buku dirumah masih ada yang belum terjamah. Maka setelah mantap untuk menambah koleksi dirumah, gue langsung menuju rak novel. Iseng liat² sebentar, pandangan gue mentok ke novel ini. Gue coba buat liat² sekilas isi didalamnya. Bab dan sub-bab nya patut diperhatikan nih. Kalo novel kebanyakan, biasanya Cuma terdiri dari bab aja. Tapi yang ini ada sub-bab nya. Selain itu, dalam tiap bab dan sub-bab gue menemukan nama “Freya”, “Moses”, “Gia”, “Adrian”, dan “Erik”. Apa itu???? Firasat awal liat buku ini sih pasti sudut pandang tokoh. Oke, buku ini langsung gue bawa ke kasir.

Setelah baca perlahan tiap bab dan sub-bab nya, ternyata bener, “Freya”, “Moses”, “Gia”, “Adrian”, dan “Erik” adalah nama tokoh novel ini sekaligus sudut pandangnya. Wow… menakjubkan. Dari novel kebanyakan yang gue baca, biasanya Cuma terdiri dari satu dan dua sudut pandang aja. Tapi ini, bias sampai lima sekaligus. Sangat cocok untuk yang butuh referensi menulis J

Bagaimana dengan isinya? Kompleks. Cuma satu kata itu yang bias menggambarkan. Tapi dibalik kata ‘kompleks’nya itu, novel ini sangat lembut. Dibalut dengan kalimat² yang santun, tapi real. Ditambah lagi dengan banyak quotes yang ‘kita’ banget.

Hmm~
Pokoknya must read book deh J


Sanusi Pane


Beberapa karya Sanusi Pane, antara lain:

a. Prosa Lirik
(1) Pancaran Cinta (kumpulan prosa lirik, 1926).
b. Puisi
(1) Puspa Mega (kumpulan), Jakarta: Balai Pustaka, 1927.
(2) Madah Kelana (kumpulan), Jakarta: Balai Pustaka I, 1931, 111950, Proyek Penerbitan Buku Bacaan Sastra Indonesia dan Daerah, 1978.
c. Drama
(1) Airlangga (berbahasa Belanda), 1928.
(2) Eenzame Garoedavlucht (berbahasa Belanda), 1929.
(3) Kertajaya, Jakarta: Balai Pustaka, 1932, Pustaka Jaya I 1971, IV 1987.
(4) Sandyakala Ning Majapahir, Jakarta: Balai Pustaka, 1933, dan Pustaka Jaya 1974.
(5) Manusia Baru, Jakarta: Balai Pustaka, 1940.
d. Terjemahan
Arjuna Wiwaha. Jakarta: Balai Puistaka I, 1940, II 1949 dan Proyek Penerbitan Buku Bacaan Sastra Indonesia dan daerah, 1978.
e. Bunga Rampai
Bunga Rampai dari Hikayat Lama. 1946. Jakarta: Balai Pustaka
f. Sejarah
(1) Sejarah Indonesia. 1942, 4 jilid.
(2) Sejarah Indonesia Sepanjang Masa, 1952.

Adinegoro


Bernama lahir Djamaluddin Datuk Marajo Sutan. Lahir di TalawiSumatera Barat14 Agustus 1904. Ayahnya bernama Usman gelar Baginda Chatib dan ibunya bernama Sadarijah. Ia merupakan adik tiri sastrawan Muhammad Yamin. Adinegoro merupakan nama samarannya. Hal itu bermula saat dirinya masuk STOVIA karena dorongan sang ayah yang menginginkan dirinya menjadi dokter. Namun, di STOVIA ia tidak diperbolehkan menulis, padahal keinginannya untuk menulis sangat tinggi. Maka, dipakainyalah nama samaran Adinegoro sebagai identitasnya yang baru. Dengan begitu, Ia bisa menyalurkan keinginannya untuk mempublikasikan tulisannya tanpa diketahui orang. Tulisan-tulisannya banyak menyerang Belanda secara halus, sehingga rumahnya sering digeledah dan diawasi. Ia lalu bertekad untuk menjadi seorang jurnalis dan memutuskan keluar dari sekolahnya di STOVIA.

Adinegoro kemudian belajar ilmu jurnalistik sampai ke Eropa, yaitu di Utrecht, Belanda, untuk menempuh studi ilmu sastra dan jurnalistik. Kemudian ia ke Jerman mengenyam pendidikan selama empat tahun di Berlin, Muenchen dan Wurzburg, untuk mendalami ilmu jurnalistik. Ia juga mempelajari kartografi, geografi, politik, dan geopolitik. Pengalaman belajar di Jerman tersebut banyak menambah pengetahuan dan wawasannya, terutama di bidang jurnalistik. 

Memulai karier sebagai wartawan di majalah Caya Hindia, sebagai pembantu tetap. Setiap minggu ia menulis artikel tentang masalah luar negeri di majalah tersebut. Ketika belajar di luar negeri (1926-1930), ia nyambi menjadi freelance journalist pada surat kabar Pewarta Deli (Medan), Bintang Timur, dan Panji Pustaka (Jakarta). Sekembali ke tanah air, ia memimpin majalah Panji Pustaka (1931), namun tidak bertahan lama, hanya enam bulan. Sesudah itu, ia memimpin surat kabar Pewarta Deli di Medan (1932-1942). Pernah memimpin Sumatra Shimbun selama dua tahun. Bersama Prof. Dr. Supomo, memimpin majalah Mimbar Indonesia (1948-1950). Selanjutnya, memimpin Yayasan Pers Biro Indonesia (1951). Terakhir, bekerja di Kantor Berita Nasional (kemudian menjadi LKBN Antara).

Karya tulisnya berupa novel yang terkenal adalah ‘Darah Muda’ (Batavia Centrum : Balai Pustaka1931), dan ‘Asmara Jaya(Batavia Centrum : Balai Pustaka1932). Dalam ke dua novelnya tersebut, Adinegoro berani menentang adat kuno yang berlaku dalam perkawinan. bukan hanya itu, ia juga berani memenangkan pihak kaum muda yang menentang adat kuno yang dijalankan oleh pihak kaum tua. Di samping kedua novel itu, Adinegoro juga menulis novel lainnya, yaitu ‘Melawat ke Barat’, yang merupakan kisah perjalanannya ke Eropa. Kisah perjalanan ini diterbitkan pada tahun 1950.

Juga menulis esai yang merupakan tanggapan polemik pada waktu itu, berjudul ‘Kritik atas Kritik’ yang terhimpun dalam Polemik Kebudayaan, dieditori oleh Achdiat Karta Mihardja. Dalam esainya tersebut, ia beranggapan bahwa suatu kultur tidak dapat dipindah-pindahkan karena pada tiap bangsa telah melekat tabiat dan pembawaan khas, yang tak dapat ditiru oleh orang lain. Ia memberikan perbandingan yang menyatakan bahwa suatu pohon rambutan tidak akan menghasilkan buah mangga, dan demikian pun sebaliknya.

Ia juga tercatat aktif di sejumlah organisasi, diantaranya ikut mendirikan Perguruan Tinggi Jurnalistik di Jakarta dan Fakultas Publisistik dan Jurnalistik Universitas Padjadjaran. Pernah menjadi Tjuo Sangi In (semacam Dewan Rakyat) yang dibentuk Jepang (1942-1945), anggota Dewan Perancang Nasional, anggota MPRS, Ketua Dewan Komisaris Penerbit Gunung Agung, dan Presiden Komisaris LKBN Antara. Karena kegiatannya di bidang pers sangat menonjol, namanya kemudian diabadikan untuk penghargaan dalam bidang jurnalistik di Indonesia.

Sastrawan dan tokoh pers Indonesia Adinegoro wafat di Jakarta, 8 Januari 1967 akibat serangan jantung. Jenazahnya dikuburkan di TPU Karet, Jakarta Pusat.

(Dari Berbagai Sumber)

Juni 04, 2011


Dia menyayangimu tapi bukan kekasihmu,
Dia perhatian kepadamu tapi bukan keluargamu,
Dia siap berbagi rasa sakit tapi dia tidak berhubungan darah denganmu,
Dia adalah….. SAHABATMU…

Sahabat sejati..
Marah seperti ayah,
Peduli seperti ibu,
Mengganggu seperti kakak,
Mengesalkan seperti adik,
Dan terakhir~ menyayangimu lebih dari kekasih.

Kita


Artist: Sheila On 7


Disaat kita bersama
Diwaktu kita tertawa menangis merenung oleh cinta
Kucoba hapuskan rasa
rasa dimana kau melayang jauh dari jiwaku juga mimpiku

Biarlah biarlah hariku dan harimu
Terbelenggu satu lewat ucapan manismu

Reff:

Dan kau bisikkan kata cinta
Kau t'lah percikkan rasa sayang
Pastikan kita seirama
Walau terikat rasa hina

Sekilas kau tampak layu
Jika kau rindukan gelak tawa yg warnai lembar jalan
Kita reguk dan teguklah mimpiku dan mimpimu
Terbelenggu satu lewat ucapan janjimu

Juni 03, 2011

dibalik dirinya


Dibalik matanya ,
tersimpan 1001 kisah
tentang keagungan Tuhan
atas kuasa alam semesta

Dari dirinya aku mampu
melihat tauladan dalam perilaku
mendengar halusnya tutur kata
dan mengerti akan ikhlasnya cinta

Cinta kepada Sang Pencipta
cinta kepada utusan-Nya
cinta kepada kitab-Nya
juga cinta kepada makhluk-Nya

Itulah arti cinta yang sebenarnya
akan kehidupan kini dan nanti
tentang keseimbangan yang terus dicari
oleh sebagian yang selalu mendamba

Aku bersyukur,
dapat berjumpa dengan dirinya
dapat dekat mengenal dirinya
dan menjadi sahabatnya

Ia tak sempurna
karena memang tak ada yang sempurna
tetapi sungguh baik akhlaknya
inspirasi tuk menjadi lebih mulia

Aku, kini seperti ini
karena ia, disana membahana
layaknya mentari diatas sana
menerangi jiwa dan matahati

-selesai-


10oktober2009
pukul 17.33 WIB

Zara Zettira Z.R.


Nama :
Zara Zettira Zainuddin Ramadi

Lahir :
Jakarta, 5 Agustus 1969

Pendidikan formal :
TK sampai SMA di Sekolah St Theresia Haji Agus Salim, Jakarta,
SMA Ora Et Labora
Pondok Indah, Jakarta,
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (Tahun ke IV)

Pendidikan informal :
kursus pelatihan film dan kepenulisan di Los Angeles, Amerika Serikat

Penghargaan :
Cerpen berjudul Di Langit Masih Ada Kerlip Bintang meraih juara 2 lomba cipta cerpen majalah Anita Cemerlang,
Finalis Gadis Sampul (1983),
Putri Remaja 85 (1985),
Juara 2 Gadis Sampul (1987)
Putri Kampus 88 (1988),
Noni Jakarta Favorit 88 (1988)


Sulung dari dua bersaudara, Anak pasangan Zainuddin Ramadi (alm) dan Oni Martalita Timotius ini Lahir di Jakarta, 5 Agustus1969. Menempuh pendidikan dari TK sampai SMA di Sekolah St Theresia Haji Agus Salim, Jakarta. SMA ia tamatkan di Ora Et Labora, Pondok Indah, Jakarta. Melanjutkan kuliah di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, namun hanya sampai tahun ke empat, karena ia lebih memilih menjadi penulis. Selain itu, ia juga mengikuti berbagai kursus pelatihan film dan kepenulisan di Los Angeles, Amerika Serikat.

Mulai menulis sejak kelas IV SD, diawali dari kegemarannya membaca majalah anak-anak, salah satunya adalah majalah Bimba. Di majalah ini terdapat rubrik pengalamanku. Rubik ini berisi pengalaman unik dan si penulis di beri tema tertentu. Salah satunya tentang upacara bendera. Zara-pun menuis pengalamannya ketika mengikuti upacara bendera. Selang beberapa minggu kemudian tulisannya dimuat. Bukan main girangnya. Apalagi, ia mendapat hadiah dari Bimba, berupa kotak pensil, tas, dan buku-buku.

Saat Zara kelas VI SD, majalah Anita Cemerlang menggelar lomba cipta cerpen. Ia mengirim satu cerpen berjudul Di Langit Masih Ada Kerlip Bintang. Tak di sangka cerpennya meraih juara II. Sejak itu ia tergerak untuk lebih aktif menulis.

Ketika duduk di bangku SMP, Zara menjadi salah satu finalis Gadis Sampul tahun 1983. Tahun 1985, memenangi Putri Remaja 85, juara II Gadis Sampul tahun 1987, Putri Kampus 88 serta Noni Jakarta Favorit 88. Meskipun kerap menang di berbagai ajang, ia kerap menolak panggilan menjadi model dan lebih memilih menjadi penulis.

Ketika SMA Zara pernah bergabung dengan kelompok tari Swara Mahardhika (SM) pimpinan Guruh Soekernoputra. Bersama SM, ia pernah sekali ikut pentas dalam sebuah acara Bridal Fashion Show. Ternyata, tari bukan dunianya. Ia merasa tidak nyaman. Aku lebih senang jadi penulis”, ungkapnya.
Sampai saat ini Zara telah menulis sekitar 10 buku yang diterbitkan oleh Gramedia. Zara juga menerjemahkan buku cerita remaja dari Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia, semisal Sweet Valley Highs dan Girl Talks. Selain cerpen ia juga menulis novel. Kumpulan novelnya antara lain: Jejak-jejak Jejaka (1989), Sexy Anissa (1990), Rasta dan Bella (1991), Warna Merah Pada Cinta (1993), Prahara Asmara, terbitan Akoer, serta Cerita Dalam Keheningan (2008)
Tahun 1987, Zara menulis skenario cerita Catatan Si Boy untuk sebuah stasiun radio swasta, Prambors. Cerita ini kemudian diangkat ke layar lebar. Oleh penyusun skenarionya, Marwan Alkatiri, film ini kemudian di buat sekuelnya dari mulai Catatan Si Boy I sampai ke V.
Selain menulis buku, ia juga menulis Skenario Film dan Sinetron. Skenario film yang ia buat antara lain: Gadis Metropolis I(1992) dan Gadis Metropolis II (1994) yang di buat sepulang kursus dari Los Angeles, Amerika Serikat, Tapi yang terbanyak adalah karya untuk sinetron. Janjiku merupakan sinetron pertama yang skenarionya ia buat. Selanjutnya hampir setiap tahun, ia membuat cerita untuk sinetron ramadhan di layar kaca. Kini lebih dari 1000 skenario sinetron dan film televisi telah dibuatnya.
Menikah dengan Zsolt Zsemba, lelaki kelahiran Hungaria dan berkewarganegaraan Kanada pada tahun 1990. Mereka dianugerahi dua orang anak Alaya Eva Ramadi Zsemba dan Zsolt George Zainuddin Zsemba. Saat ini, Zara dan keluarganya menetap di TorontoKanada.
(Dari Berbagai Sumber)