...aku menari bersama senja diiringi nyanyian hujan yang membekukan... ..

☂☂☂

Januari 28, 2013

Tentang Kata "Sahabat"

Aku pernah terjaga ketika detik baru saja menyapa hari yang baru. Tidak sedang melakukan apa-apa. Hanya diam. Hanya terdiam. Karena tak ada satu hal pun yang dapat kulakukan, kecuali.... ya. Akhirnya aku menulis. Setelah lelah hanya memandang kosong pada langit-langit kamar yang mulai berdebu. 

Huruf demi huruf menari dan membentuk serangkaian puisi. Tentang kata "sahabat". Tentang betapa bodohnya aku menganggap orang lain sahabat. Tentang dalamnya kecewaku pada kata ini. Juga tentang gilaku menantikan hal semu ini.

Benarkah "sahabat" itu hanya ilusi?
Bila kau bertanya padaku saat itu dan beberapa waktu setelahnya, maka aku akan berkata YA. Sebab tipu dayanya selalu menjerumuskanku pada sebuah pengharapan yang hanya bisa menyisakan luka. Berkali-kali aku bersabar dan berbaik hati pada mereka yang katanya sahabat. Tapi, nyatanya mereka hilang begitu saja tanpa jejak. Asyik dengan dunia baru dan bersikap (mungkin) seolah-olah aku tak pernah hadir. Sekalipun dulu kami begitu dekat.
Begitu selalu berulang.


Sayangnya, tidak untuk saat ini. Lebih tepatnya: TIDAK SEPENUHNYA. Sekalipun masih tersisa ketidakpercayaan tersebut, tapi kenyataan telah menghadirkan kisah indah dibalik sebuah jalinan persahabatan padaku. Dan sampai saat ini, senyum telah berkali-kali terpancar karenanya. Karena kehadiran malaikat-malaikat yang entah dari mana asalnya

Dulu aku menangis. Ketika aku merangkaikan puisi kesepianku itu. 
Namun, kini aku tersenyum. Saat kunang-kunang malamku bergantian hadir dan memberi cahaya pada gelap ha(r/t)iku.

Aku yang dulu kece...pian :')

1 komentar:

Fadlillah Octa Noviari mengatakan...

Dulu kece...pian, sekarang kece...riaan :'p