...aku menari bersama senja diiringi nyanyian hujan yang membekukan... ..

☂☂☂

Juni 24, 2011

Y O U


You did it again
You did hurt my heart
I don’t know how many times
You… I don’t know what to say
You’ve made me so desperately in love
and now you let me down
You said you’d never lie again
You said this time would  be so right
But then I found you were lying there by her side


reff: You.. You turn my whole life so blue
Drowning me so deep,  I just can reach myself again
You.. Successfully tore myheart
Now it’s only pieces
Nothing left but pieces of you


You frustated me with this love
I’ve been trying to understand
You know i’m trying i’m trying
You.. I don’t know what to say
You’ve made me so desperately in love
and now you let me down


repeat reff

Juni 21, 2011

Juni 18, 2011

cinta dan semua turunannya itu POSITIF

jadi, cemburu bukan tanda cinta. 

Zoya Amirin



i   n e v e r    t h o u g h t        t o    l o v e    y o u    a s       d e e p l y    a s    n o w 

Words

Smile an ever lasting smile
A smile can bring you near to me
Don't ever let me find you gone
'Cause that would bring a tear to me

* This world has lost its glory
Let's start a brand new story
Now my love
You think that I don't even mean
A single word I say

** It's only words
And words are all I have
To take your heart away

Talk in ever lasting words
And dedicate them all to me
And I will give you all my life
I'm here if you should call to me
You think that I don't even mean
A single word I say

[Repeat ** , **]

Da da da da da da da
Da da da da da da da da da da
Da da da da da da da
Da da da da da da da da da da

[Repeat * , ** , ** , **]

Juni 11, 2011

Remember When


Buchtitel  :    Remember When ‘ketika kau dan aku jatuh cinta’
Autorin   :    Winna Efendi
Verleger   :    GagasMedia
Dicken     :    252 Seiten







“Apa pun yang kau katakan, bagaimanapun kau menolaknya, cinta akan tetap berada di sana, menunggumu mengakui keberadaannya."


Takdir kita sudah jelas. Kau, aku, tahu itu


Awalnya Cuma iseng² memantapkan hati buat beli novel. Maklum, akhir² ini tiap mau beli novel, gue selalu berpikiran saaaaangaaaat jauh. Selalu inget² koleksi buku dirumah masih ada yang belum terjamah. Maka setelah mantap untuk menambah koleksi dirumah, gue langsung menuju rak novel. Iseng liat² sebentar, pandangan gue mentok ke novel ini. Gue coba buat liat² sekilas isi didalamnya. Bab dan sub-bab nya patut diperhatikan nih. Kalo novel kebanyakan, biasanya Cuma terdiri dari bab aja. Tapi yang ini ada sub-bab nya. Selain itu, dalam tiap bab dan sub-bab gue menemukan nama “Freya”, “Moses”, “Gia”, “Adrian”, dan “Erik”. Apa itu???? Firasat awal liat buku ini sih pasti sudut pandang tokoh. Oke, buku ini langsung gue bawa ke kasir.

Setelah baca perlahan tiap bab dan sub-bab nya, ternyata bener, “Freya”, “Moses”, “Gia”, “Adrian”, dan “Erik” adalah nama tokoh novel ini sekaligus sudut pandangnya. Wow… menakjubkan. Dari novel kebanyakan yang gue baca, biasanya Cuma terdiri dari satu dan dua sudut pandang aja. Tapi ini, bias sampai lima sekaligus. Sangat cocok untuk yang butuh referensi menulis J

Bagaimana dengan isinya? Kompleks. Cuma satu kata itu yang bias menggambarkan. Tapi dibalik kata ‘kompleks’nya itu, novel ini sangat lembut. Dibalut dengan kalimat² yang santun, tapi real. Ditambah lagi dengan banyak quotes yang ‘kita’ banget.

Hmm~
Pokoknya must read book deh J


Sanusi Pane


Beberapa karya Sanusi Pane, antara lain:

a. Prosa Lirik
(1) Pancaran Cinta (kumpulan prosa lirik, 1926).
b. Puisi
(1) Puspa Mega (kumpulan), Jakarta: Balai Pustaka, 1927.
(2) Madah Kelana (kumpulan), Jakarta: Balai Pustaka I, 1931, 111950, Proyek Penerbitan Buku Bacaan Sastra Indonesia dan Daerah, 1978.
c. Drama
(1) Airlangga (berbahasa Belanda), 1928.
(2) Eenzame Garoedavlucht (berbahasa Belanda), 1929.
(3) Kertajaya, Jakarta: Balai Pustaka, 1932, Pustaka Jaya I 1971, IV 1987.
(4) Sandyakala Ning Majapahir, Jakarta: Balai Pustaka, 1933, dan Pustaka Jaya 1974.
(5) Manusia Baru, Jakarta: Balai Pustaka, 1940.
d. Terjemahan
Arjuna Wiwaha. Jakarta: Balai Puistaka I, 1940, II 1949 dan Proyek Penerbitan Buku Bacaan Sastra Indonesia dan daerah, 1978.
e. Bunga Rampai
Bunga Rampai dari Hikayat Lama. 1946. Jakarta: Balai Pustaka
f. Sejarah
(1) Sejarah Indonesia. 1942, 4 jilid.
(2) Sejarah Indonesia Sepanjang Masa, 1952.

Adinegoro


Bernama lahir Djamaluddin Datuk Marajo Sutan. Lahir di TalawiSumatera Barat14 Agustus 1904. Ayahnya bernama Usman gelar Baginda Chatib dan ibunya bernama Sadarijah. Ia merupakan adik tiri sastrawan Muhammad Yamin. Adinegoro merupakan nama samarannya. Hal itu bermula saat dirinya masuk STOVIA karena dorongan sang ayah yang menginginkan dirinya menjadi dokter. Namun, di STOVIA ia tidak diperbolehkan menulis, padahal keinginannya untuk menulis sangat tinggi. Maka, dipakainyalah nama samaran Adinegoro sebagai identitasnya yang baru. Dengan begitu, Ia bisa menyalurkan keinginannya untuk mempublikasikan tulisannya tanpa diketahui orang. Tulisan-tulisannya banyak menyerang Belanda secara halus, sehingga rumahnya sering digeledah dan diawasi. Ia lalu bertekad untuk menjadi seorang jurnalis dan memutuskan keluar dari sekolahnya di STOVIA.

Adinegoro kemudian belajar ilmu jurnalistik sampai ke Eropa, yaitu di Utrecht, Belanda, untuk menempuh studi ilmu sastra dan jurnalistik. Kemudian ia ke Jerman mengenyam pendidikan selama empat tahun di Berlin, Muenchen dan Wurzburg, untuk mendalami ilmu jurnalistik. Ia juga mempelajari kartografi, geografi, politik, dan geopolitik. Pengalaman belajar di Jerman tersebut banyak menambah pengetahuan dan wawasannya, terutama di bidang jurnalistik. 

Memulai karier sebagai wartawan di majalah Caya Hindia, sebagai pembantu tetap. Setiap minggu ia menulis artikel tentang masalah luar negeri di majalah tersebut. Ketika belajar di luar negeri (1926-1930), ia nyambi menjadi freelance journalist pada surat kabar Pewarta Deli (Medan), Bintang Timur, dan Panji Pustaka (Jakarta). Sekembali ke tanah air, ia memimpin majalah Panji Pustaka (1931), namun tidak bertahan lama, hanya enam bulan. Sesudah itu, ia memimpin surat kabar Pewarta Deli di Medan (1932-1942). Pernah memimpin Sumatra Shimbun selama dua tahun. Bersama Prof. Dr. Supomo, memimpin majalah Mimbar Indonesia (1948-1950). Selanjutnya, memimpin Yayasan Pers Biro Indonesia (1951). Terakhir, bekerja di Kantor Berita Nasional (kemudian menjadi LKBN Antara).

Karya tulisnya berupa novel yang terkenal adalah ‘Darah Muda’ (Batavia Centrum : Balai Pustaka1931), dan ‘Asmara Jaya(Batavia Centrum : Balai Pustaka1932). Dalam ke dua novelnya tersebut, Adinegoro berani menentang adat kuno yang berlaku dalam perkawinan. bukan hanya itu, ia juga berani memenangkan pihak kaum muda yang menentang adat kuno yang dijalankan oleh pihak kaum tua. Di samping kedua novel itu, Adinegoro juga menulis novel lainnya, yaitu ‘Melawat ke Barat’, yang merupakan kisah perjalanannya ke Eropa. Kisah perjalanan ini diterbitkan pada tahun 1950.

Juga menulis esai yang merupakan tanggapan polemik pada waktu itu, berjudul ‘Kritik atas Kritik’ yang terhimpun dalam Polemik Kebudayaan, dieditori oleh Achdiat Karta Mihardja. Dalam esainya tersebut, ia beranggapan bahwa suatu kultur tidak dapat dipindah-pindahkan karena pada tiap bangsa telah melekat tabiat dan pembawaan khas, yang tak dapat ditiru oleh orang lain. Ia memberikan perbandingan yang menyatakan bahwa suatu pohon rambutan tidak akan menghasilkan buah mangga, dan demikian pun sebaliknya.

Ia juga tercatat aktif di sejumlah organisasi, diantaranya ikut mendirikan Perguruan Tinggi Jurnalistik di Jakarta dan Fakultas Publisistik dan Jurnalistik Universitas Padjadjaran. Pernah menjadi Tjuo Sangi In (semacam Dewan Rakyat) yang dibentuk Jepang (1942-1945), anggota Dewan Perancang Nasional, anggota MPRS, Ketua Dewan Komisaris Penerbit Gunung Agung, dan Presiden Komisaris LKBN Antara. Karena kegiatannya di bidang pers sangat menonjol, namanya kemudian diabadikan untuk penghargaan dalam bidang jurnalistik di Indonesia.

Sastrawan dan tokoh pers Indonesia Adinegoro wafat di Jakarta, 8 Januari 1967 akibat serangan jantung. Jenazahnya dikuburkan di TPU Karet, Jakarta Pusat.

(Dari Berbagai Sumber)

Juni 04, 2011


Dia menyayangimu tapi bukan kekasihmu,
Dia perhatian kepadamu tapi bukan keluargamu,
Dia siap berbagi rasa sakit tapi dia tidak berhubungan darah denganmu,
Dia adalah….. SAHABATMU…

Sahabat sejati..
Marah seperti ayah,
Peduli seperti ibu,
Mengganggu seperti kakak,
Mengesalkan seperti adik,
Dan terakhir~ menyayangimu lebih dari kekasih.

Kita


Artist: Sheila On 7


Disaat kita bersama
Diwaktu kita tertawa menangis merenung oleh cinta
Kucoba hapuskan rasa
rasa dimana kau melayang jauh dari jiwaku juga mimpiku

Biarlah biarlah hariku dan harimu
Terbelenggu satu lewat ucapan manismu

Reff:

Dan kau bisikkan kata cinta
Kau t'lah percikkan rasa sayang
Pastikan kita seirama
Walau terikat rasa hina

Sekilas kau tampak layu
Jika kau rindukan gelak tawa yg warnai lembar jalan
Kita reguk dan teguklah mimpiku dan mimpimu
Terbelenggu satu lewat ucapan janjimu

Juni 03, 2011

dibalik dirinya


Dibalik matanya ,
tersimpan 1001 kisah
tentang keagungan Tuhan
atas kuasa alam semesta

Dari dirinya aku mampu
melihat tauladan dalam perilaku
mendengar halusnya tutur kata
dan mengerti akan ikhlasnya cinta

Cinta kepada Sang Pencipta
cinta kepada utusan-Nya
cinta kepada kitab-Nya
juga cinta kepada makhluk-Nya

Itulah arti cinta yang sebenarnya
akan kehidupan kini dan nanti
tentang keseimbangan yang terus dicari
oleh sebagian yang selalu mendamba

Aku bersyukur,
dapat berjumpa dengan dirinya
dapat dekat mengenal dirinya
dan menjadi sahabatnya

Ia tak sempurna
karena memang tak ada yang sempurna
tetapi sungguh baik akhlaknya
inspirasi tuk menjadi lebih mulia

Aku, kini seperti ini
karena ia, disana membahana
layaknya mentari diatas sana
menerangi jiwa dan matahati

-selesai-


10oktober2009
pukul 17.33 WIB

Zara Zettira Z.R.


Nama :
Zara Zettira Zainuddin Ramadi

Lahir :
Jakarta, 5 Agustus 1969

Pendidikan formal :
TK sampai SMA di Sekolah St Theresia Haji Agus Salim, Jakarta,
SMA Ora Et Labora
Pondok Indah, Jakarta,
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (Tahun ke IV)

Pendidikan informal :
kursus pelatihan film dan kepenulisan di Los Angeles, Amerika Serikat

Penghargaan :
Cerpen berjudul Di Langit Masih Ada Kerlip Bintang meraih juara 2 lomba cipta cerpen majalah Anita Cemerlang,
Finalis Gadis Sampul (1983),
Putri Remaja 85 (1985),
Juara 2 Gadis Sampul (1987)
Putri Kampus 88 (1988),
Noni Jakarta Favorit 88 (1988)


Sulung dari dua bersaudara, Anak pasangan Zainuddin Ramadi (alm) dan Oni Martalita Timotius ini Lahir di Jakarta, 5 Agustus1969. Menempuh pendidikan dari TK sampai SMA di Sekolah St Theresia Haji Agus Salim, Jakarta. SMA ia tamatkan di Ora Et Labora, Pondok Indah, Jakarta. Melanjutkan kuliah di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, namun hanya sampai tahun ke empat, karena ia lebih memilih menjadi penulis. Selain itu, ia juga mengikuti berbagai kursus pelatihan film dan kepenulisan di Los Angeles, Amerika Serikat.

Mulai menulis sejak kelas IV SD, diawali dari kegemarannya membaca majalah anak-anak, salah satunya adalah majalah Bimba. Di majalah ini terdapat rubrik pengalamanku. Rubik ini berisi pengalaman unik dan si penulis di beri tema tertentu. Salah satunya tentang upacara bendera. Zara-pun menuis pengalamannya ketika mengikuti upacara bendera. Selang beberapa minggu kemudian tulisannya dimuat. Bukan main girangnya. Apalagi, ia mendapat hadiah dari Bimba, berupa kotak pensil, tas, dan buku-buku.

Saat Zara kelas VI SD, majalah Anita Cemerlang menggelar lomba cipta cerpen. Ia mengirim satu cerpen berjudul Di Langit Masih Ada Kerlip Bintang. Tak di sangka cerpennya meraih juara II. Sejak itu ia tergerak untuk lebih aktif menulis.

Ketika duduk di bangku SMP, Zara menjadi salah satu finalis Gadis Sampul tahun 1983. Tahun 1985, memenangi Putri Remaja 85, juara II Gadis Sampul tahun 1987, Putri Kampus 88 serta Noni Jakarta Favorit 88. Meskipun kerap menang di berbagai ajang, ia kerap menolak panggilan menjadi model dan lebih memilih menjadi penulis.

Ketika SMA Zara pernah bergabung dengan kelompok tari Swara Mahardhika (SM) pimpinan Guruh Soekernoputra. Bersama SM, ia pernah sekali ikut pentas dalam sebuah acara Bridal Fashion Show. Ternyata, tari bukan dunianya. Ia merasa tidak nyaman. Aku lebih senang jadi penulis”, ungkapnya.
Sampai saat ini Zara telah menulis sekitar 10 buku yang diterbitkan oleh Gramedia. Zara juga menerjemahkan buku cerita remaja dari Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia, semisal Sweet Valley Highs dan Girl Talks. Selain cerpen ia juga menulis novel. Kumpulan novelnya antara lain: Jejak-jejak Jejaka (1989), Sexy Anissa (1990), Rasta dan Bella (1991), Warna Merah Pada Cinta (1993), Prahara Asmara, terbitan Akoer, serta Cerita Dalam Keheningan (2008)
Tahun 1987, Zara menulis skenario cerita Catatan Si Boy untuk sebuah stasiun radio swasta, Prambors. Cerita ini kemudian diangkat ke layar lebar. Oleh penyusun skenarionya, Marwan Alkatiri, film ini kemudian di buat sekuelnya dari mulai Catatan Si Boy I sampai ke V.
Selain menulis buku, ia juga menulis Skenario Film dan Sinetron. Skenario film yang ia buat antara lain: Gadis Metropolis I(1992) dan Gadis Metropolis II (1994) yang di buat sepulang kursus dari Los Angeles, Amerika Serikat, Tapi yang terbanyak adalah karya untuk sinetron. Janjiku merupakan sinetron pertama yang skenarionya ia buat. Selanjutnya hampir setiap tahun, ia membuat cerita untuk sinetron ramadhan di layar kaca. Kini lebih dari 1000 skenario sinetron dan film televisi telah dibuatnya.
Menikah dengan Zsolt Zsemba, lelaki kelahiran Hungaria dan berkewarganegaraan Kanada pada tahun 1990. Mereka dianugerahi dua orang anak Alaya Eva Ramadi Zsemba dan Zsolt George Zainuddin Zsemba. Saat ini, Zara dan keluarganya menetap di TorontoKanada.
(Dari Berbagai Sumber)