...aku menari bersama senja diiringi nyanyian hujan yang membekukan... ..

☂☂☂

November 21, 2013

Saat Ku Diam.

Pernahkah suatu kali kau merasakan ada perasaan aneh yang tiba-tiba menjalar?
Tak tahu datangnya dari mana. Dia muncul begitu saja dan terasa pergerakannya di dada, kemudian naik, menciptakan getar tertentu yang (sebetulnya) sakit, tapi kutahan. Itulah mengapa aku bisa tiba-tiba diam. Menarik napas panjang sesekali. Tapi sayang tidak sering membantu. Justru membuat dada semakin sesak. Rasanya semakin sakit. Iri. Mungkin. Ya.
pict. source: agustingoeslowku.blogspot.com

November 16, 2013

Mungkin.

Mungkin ku sudah mampu tersenyum. Mungkin ku sudah mampu memamerkan barisan cahaya yang tercipta dari raut wajah. Sayangnya aku masih belum mampu menerjemahkan apa yang ada didalamnya. Sebab tiada lagi hak untuk 'merasa perlu'. Sebab tiada otoritas untuk 'mengetahui' bahkan 'merasakan' banyak hal serupa sekalipun tak sama, karena memang takkan pernah bisa disamakan. Jelas berbeda sebab tiada apa-apanya.
Itulah sebab tiadanya kejujuran yang gamblang. Sebab tiadanya 'ingin' yang terungkap jelas. Dan hanya kode lah satu-satunya perantara. Meskipun tak bisa ku menuntut ada yang memahami anehnya.

16 November 2013
09:11 WIB

Mei 09, 2013

Bicara Lewat Kata

Bukan aku malu mengucap kata. Hanya saja waktu yang belum mempersilakanku. Sekalipun detik semakin membuatku tersudut, keberanian waktu belum mencapai sempurna.

Kak, kau bilang, "ngomong, dong!" Kau menyuruhku bicara tanpa sekat pelafalan. Namun, berbanding semu dengan ekspresi. Aku hanya mendongakkan senyum samar. Bibirku mengucap "iya", tapi tidak dengan hatiku. Bukan sekadar malas ataupun belum ingin. Lebih dari sekadar itu. Aku bercinta dengan kata. "Aku, kan, bicara lewat tulisan," begitu jawabku selanjutnya. Kemudian senyum lagi.

Karena ketika waktu mempersilakan dengan anggunnya, aku akan mulai bicara lewat suara tanpa diperintah. Bukan lagi kata--yang sampai saat ini--selalu meneduhkan hatiku. Sekalipun goresan kata takkan pernah kutinggalkan.

Sejatinya, bicara lewat tulisan takkan pernah mati. Akan terus hidup bahkan sampai aku tidak pernah menulis lagi. Sebab menulis itu juga bicara, membicarakan apa yang didengar melalui tulisan. Juga membicarakanmu, yang mengingatkanku untuk bicara.



April 30, 2013

FE: Katanya, fakultas rumpun sosial?

Hari Bumi.
Hari Bumi, 22 April, merupakan peringatan tahunan yang diakui secara internasional oleh seluruh negara di belahan dunia.  “Hari Bumi” ini sendiri disebut-sebut sebagai harinya para pecinta lingkungan. Bagaimana tidak, puluhan tahun silam ketika pencanangan “Hari Bumi”, terjadi aksi turun ke jalan oleh sekitar 200 juta orang untuk mengkampanyekan perlindungan lingkungan hidup. Aksi besar-besaran ini diprakarsai oleh senator asal Amerika Serikat, Gaylord Nelson, yang merasa sangat sedih melihat perubahan kondisi bumi hingga saat itu. Dengan menggunakan kekuasaannya sebagai senator, ia melancarkan aksi-aksi protes secara nasional untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat luas terhadap kesehatan dan keberlangsungan lingkungan.

Isu dan aksi protes nasional yang dibawa oleh Nelson mendapat tanggapan positif dari kalangan bawah yang turut simpatik untuk mengecam para perusak bumi. Meskipun pada awalnya, gerakan Nelson ini tidak dengan mudah dibawa dalam agenda nasional. Namun pada akhirnya, setelah tujuh tahun gencar menyerukan isu lingkungan dengan cara-cara yang strategis, isu kepedulian terhadap lingkungan ini berhasil mencapai penetapan 22 April sebagai “Hari Bumi”.



Peringatan Hari Bumi masa kini.
Tahun 2013, dunia internasional kembali bersatu dalam upaya memperbaiki kondisi bumi. Berbagai jenis perayaan terjadi secara serentak dalam memperingati hari yang peduli terhadap lingkungan ini. Mulai dari aksi menanam pohon, kampanye cinta lingkungan, aksi turun ke jalan, maupun penyadaran sistem 3R (reuse, reduce, dan recycle).

Begitupun dengan yang terjadi di Indonesia. Berbagai jenis kemeriahan melalui ide-ide menarik dari berbagai kalangan turut mewarnai Hari Bumi 22 April. Termasuk di lingkungan kampus yang menyandang nama negeri ini, dimana banyak ekspektasi masyarakat tumbuh dan mengharapkan perbaikan kualitas kehidupan pada berbagai aspek.

Di Fakultas Ekonomi, pada sebuah sudut lokasi tergambar kemeriahan Hari Bumi. Sebuah unit komunitas yang concern terhadap kegiatan sosial membuka ruang terbuka dalam rangka merayakan Hari Bumi. Konsep reuse ditangguhkan sebagai acara berupa pemanfaatan barang bekas yang akan dikreasikan menjadi barang baru yang lebih bermanfaat dan bernilai, diharapkan menjadi sarana yang dapat menarik minat mahasiswa untuk ikut serta. Namun sayangnya, konsep sosial tersebut tak selamanya mendapat respon sesuai harapan. Faktanya, sampai dengan detik-detik pelaksanaan acara, hanya segelintir mahasiswa saja yang datang dan benar-benar mengikuti rangkaian acara.

Fakultas Ekonomi. Katanya fakultas rumpun sosial? Kemudian, dimana letak kesadaran mahasiswanya terhadap aspek-aspek sosial kemasyarakatan? Bukankah kita ini hidup di lingkungan masyarakat yang notabene memerlukan kepekaan kita untuk mengembangkannya? Dan lingkungan merupakan unsur yang sangat luas. Bumi adalah salah satu diantaranya. Tetapi kenyatanya, yang terjadi saat ini tidak selaras dengan kebutuhan-kebutuhan tersebut.

Pelaksanaan kemeriahan Hari Bumi yang hanya terjadi satu kali setiap tahun saja tidak mendapat apresiasi seindah bumi mengapresiasi kehidupan manusia. Padahal, manusia hidup di dunia ini secara sempurna dengan segala macam kemudahan dan kedigdayaan. Tapi kenyataannya justru hal itulah yang merubah makna persepsi sosial tiap individu.


Sumber:

April 27, 2013

Otot Senyum

Otot senyum, bisakah kau behenti bekerja barang sejenak?
Aku sudah lelah tersenyum sepanjang hari ini.


Nyaman



Ternyata, beginilah perasaan nyaman itu. Berasal dari sumber yang kadang tak pasti, namun pengaruhnya terasa amat bermakna dan mungkin tak terlupakan.

Hei…
Lihat saya disini?
Lihat perasaan nyaman saya?
Andai nyaman ini bisa dirasakan sama-sama.
Andai, loh, ya..
Ya, andai.
Pasti semuanya akan lebih bermakna dan berharga. Apalagi ketika ditambah dengan kesadaran sosial kita yang saling melengkapi.

Aku…
Aku…
Aku pasti berbahagia, ketika menyadari pujangga sosial dapat melebur menciptakan satu makna. Makna yang takkan lekang oleh masa. Seperti kagum ini. Kagum yang tak kusadari darimana asalnya, namun yang pasti sudah terpaut hanya pada hatimu. Terima kasih.

Maret 31, 2013

Sedekat Jarak

Bukan aku tak berniat menghampiri, hanya saja masih banyak sekat tak kentara disini. Langkahku tersekap dalam balutan jaring-jaring alasan ketidakberanian. Semula aku hanya berpikir bahwa mengagumi dari jauh saja cukup. Dan batas aku memandangimu ini akan selalu menjadi saksi. Sebab nyatanya, selalu ditempat inilah aku berhasil menggapai rupamu yang gagah.



Bicara jarak, begitu banyak yang tercipta diantara kita. Entahlah. Tapi itu justru membuatku selalu bersinar saat menyadari aku bisa mengagumi sosokmu. Ada yang bilang, bahwa yang diawali dengan rasa kagum akan mengalir fluktuatif seindah arus yang bermuara pada lautan. Mungkinkahku?

Padahal, kita bukan teman satu angkatan. Kita belum pernah berkenalan. Tak satupun ada yang menjadi perantara kenalnya kita. Kita belum pernah terlibat pada satu hal yang sama. Kita pribadi yang berbeda. Intinya semua alasan berpihak pada jarak antara kita berdua. Bahkan mungkin kau belum pernah melihatku. Namun, pada kenyataannya, jarak-jarak itulah yang membuatku sedekat ini mengagumimu. Salam, staff bidang serupa berbeda dimensi waktu dan masa.

Maret 26, 2013

Bisik Rindu Sudut Keyakinan

Merindumu bukan perkara mudah.
Sebab...
Tak sedikitpun kisah yang terlanjur terjadi dapat dihapus.
Hanya seluruh rasa yang mampu menenggelamkannya.
Namun, apa daya?

Perlahan.. namun (mungkin) pasti.
Ya.
Kelak.
Suatu saat.



Salam untukmu, langit yang selalu dirindu bintangnya :")

Maret 16, 2013

Hanya dengan Senyum

Pagi, semesta.
Salam untuk seluruh makhluk yang menutup hari kemarin penuh senyuman :)
Karena:
Hanya dengan senyum gundahmu sirna
Hanya dengan senyum harimu bercahaya
Hanya dengan senyum bahagiamu bermula
Hanya dengan senyum kisahmu bercerita
Hanya dengan senyum lelah pasti berdusta
Hanya dengan senyum sukses kian tercipta
Hanya dengan senyum pangeran akan jatuh cinta
Dan..
Hanya dengan senyum, kau bersahabat dengan seluruh isi dunia..

Maret 15, 2013

"Lingkaran Kecil"-ku

Terlambat.
Sudah dua jam berjalan ketika aku baru saja datang. Mungkin ini lebih baik daripada tidak sama sekali. Setidaknya, seluruh niat sudah terkumpul sempurna untuk hadir, sekalipun kesempatan tak sepenuhnya mendukung. 

Acara berjalan begitu mengalir. Meskipun aku merasa belum sepenuhnya paham. Tapi... aku mau belajar! Sungguh! Biarlah niat ini tersimpan dan mengekspresikan diri dengan caranya sendiri. Nanti. 

Kami tertawa dan sesekali bercanda ringan ditengah topik yang dibahas dalam forum. Semula aku merasa nyaman. Sayangnya, ketika isu mulai minta ditanggapi, lingkaran kecil ini mulai menunjukkan keseriusannya. Dan--lagi-lagi--aku merasa belum paham dengan semua ini. Seolah-olah penerimaanku disini adalah salah, hanya karena aku yang selalu merasa paling tidak tahu apa-apa tentang hal-hal yang dibahas disini.

Harus kuakui, sejak waktu penerimaan tersebut, detik dan menit meraut kepolosan hidup ini. Mulai muncul setitik ambisi dan keinginan lain. Sayangnya, hal itu sekarang seolah mustahil. Sebab ku merasa salah stretegi sejak awal. Kemudian aku harus apa?



Fokus disini dan mulai "menunjukkan" diri.
Ya! Sepertinya itu hal yang tepat.
Bukan! Bukan lagi 'sepertinya'. Melainkan: Itulah hal yang tepat!
Bismillah...

n's

Maret 12, 2013

Terlahir Kecewa

Pernahkah kau berpikir untuk apa kau dilahirkan?

Renungkan satu detik pagi harimu, dan rasakan aroma ketidakpastian darinya. Kemudian rentangkan asa segenap jiwa, maka kau akan merasa lepas. Tapi tidak ketika kecewa sudah terlalu tergesa-gesa mengejarmu. Senyum tulus yang susah payah kau kumpulkan dari baris-baris energi akan sirna tiada berbekas. Yang tinggal hanyalah haru kekecewaan.


dari sudut yang terlahir untuk dikecewakan.

Maret 11, 2013

Ketika Sudut Bercerita

Sesore ini aku masih termangu dalam sepi. Tak sesenti perjalananpun memunculkan makna tersembunyinya. Ingatanku terhambur pada hujan tahun-tahun silam.

Pada hujan kala itu, kita berteduh dibawah genting yang sudah renta. Dua motor terparkir tak beraturan. Aku berdiri pada sisi aman lebih dalam. Sementara kalian berdua berdiri membelakangiku. Pembicaraan kalian kurasakan semakin hangat dalam aroma keakraban dua sahabat. Sesekali kepala kalian menoleh satu per satu, seolah mengajakku untuk larut. Sayangnya, tak sepenuhnya perbincangan kalian kumengerti. Sebagai satu-satunya perempuan sekaligus yang termuda, aku hanya bisa diam dan sesekali tersenyum. Hingga akhirnya, satu diantara kalian berhasil membuatku jatuh. Jatuh dalam lubang pengkhianatan.


Pada hujan yang sama dalam dimensi waktu yang berbeda. Deru motor mengalun semakin lambat. Lajunya tiba-tiba terhenti pada sebuah kios yang ditinggalkan pemiliknya. Atap yang sempit terpaksa menaungi kami berdua. Hanya tempat inilah yang paling cepat kami capai ketika rombongan rintik hujan menyerbu. Tidak ada pilihan lain.
Detik dan menit berlarian dihadapan kami. Namun hujan tak kunjung pergi. Sementara aku masih saja meratap pada langit terang bersimbah petir.

Sudut hujanku menembus waktu. Kini ceritanya usai tapi belum hangus. Masih ada ruang yang menyimpannya. Abadi.

Februari 16, 2013

"Arc du Triomphe"


One day, I read a novel by Ilana Tan. The title is "Autumn in Paris". Why was I interestedin reading it? Because, It's about Eiffel. Eiffel is the most interesting place that I want to visit. So, Paris is interesting, too.



When I continued reading the novel, I found a name of a place. It was "Arc du Triomphe". The author says that the view from the top of this place is the most beautiful view. Actually, I was so curious of that place.

"Arc du Triomphe" is the most famous monument in Paris. This monument stands at the end of the Champ Elysees road. From the top, we can see the best view of Paris. Apparently, this monument was built to commemorate the victory of Napoleon military campaigns.

We can see this building from 10.00 am - 11.30 pm from 1st October to 31st March and 10.00 am - 10.00 pm from 1st April to 30 September. The entry ticket cost is 8 euro for each person. To get there, we can walk  from the underground Champ Elysees or the Avenue de la Grande Armee.


I hope, someday I will visit Arc du Triomphe.

Amin. o:)


Februari 15, 2013

Hidup Bukan Mimpi, Melangkah adalah Pasti.


Hidup bukan mimpi, melangkah adalah pasti. Hidup bukan perihal berapa lama kita terjaga, apa yang kita lakukan, atau apa yang kita banggakan. Melainkan apa yang telah kita perjuangkan dan bagaimana kita memaknainya.

Jangan pernah pikir untuk menyepelekan tiap detik yang berdenting, tapi resapilah detik sia-sia yang telah lewat. Semua hal yang terjadi di hidup ini adalah sempurna, tapi tidak berarti sukar. Namun tak berarti mudah pula. Bahkan, hal semudah apapun bila kita tidak memperjuangkannya, ia pasti akan tinggal kemudian lepas.

Sudah se-bermakna apa hidupmu?

Bukan jawaban "cukup" atau "lumayan" yang diperlukan. Melainkan pengaruhnya terhadap diri sendiri. Kamu boleh berkata dengan bangga tentang segala pencapaian dirimu. Tapi pernahkah kamu bercermin sudah sebaik apa dirimu? Kalau kau masih sempat berpikir untuk bermalas-malasan sementara kamu pernah berkata bangga bahwa kau berhasil menyemangati orang lain; apa itu sudah dikatakan bermakna? Tidak.

Kontemplasi Jum'at, 15 Februari 2013

Februari 14, 2013

Blue, and Melancholy..


Every people has a differences in personality and  favorite colour. But it makes no disunity.
In this world, there's some people who loved  the blue colour. Blue symbolizes calmness and tenderness. It is like the nature of a melancholyst that always tried to stay calm under all the circumstances in order to think clearly. In a real life, the blue colour was identified with the blue sky, blue light, and no rain. Although sometimes grayish, but in the top of grey clouds are still blue. The positive side of a person who likes the blue colour is having good sense of confidence. But unfortunately, they have an over suspicious nature and tends to be melancholy.
Melancholy has a richest temprament. Every people with this personality has a strong analyctical ability, perfectionist, sensitive, talented, and willing to sacrifice. As an introvert, feeling will be very influential because they are too delicate and sensitive. Unfortunately, they can become a vengeful and morose. They will choose a job that requires sacrifice and perseverance. Their loyalty are unmatched.

Februari 07, 2013

Rindu


Ia bernama rindu
Sebaris stimulus yang selalu menghantarkan pagiku pada sebuah tepi
Peraduan yang memaksa degup ini berdentum lebih keras
Bersahabat dengan untaian lengkung angan yang teramat indah
Memesona

Hayalku meraihnya
Telapak ini merengkuhnya
Damai.

Namun, entah kapan ini berakhir
Perjalanan indah nan memabukkan
Juga menyakitkan

Durinya bagai cambuk yang menusuki setiap detik yang berjalan
Sayang, hanya aku yang mampu merasakan perihnya
Racun atas kedalaman rasa yang tak ingin kupendam

Sampai jumpa pada titiknya yang lebih "menawan".

Bahkan, sebuah kebahagiaan pun belum mampu menawarkan racunnya.


"Di dalam hati manusia ada kekusutan dan tidak akan terurai kecuali menerima kehendak Allah SWT."

Pada Secangkir Kopi


Pada secangkir kopi,
Aku menumbangkan detik-detik kegamangan
Meletakkan setiap pengharapan besar
Tentang pelangi pagi dan kesempurnaan hari

Pada secangkir kopi,
Kugantungkan cita-cita masa depan

Januari 31, 2013

Payphone - Maroon 5


I'm at a payphone trying to call home
All of my change I spent on you
Where have the times gone
Baby it's all wrong,
Where are the plans we made for two?

Yeah, I, I know it's hard to remember
The people we used to be
It's even harder to picture
That you're not here next to me
You say it's too late to make it
But is it too late to try?
And in our time that you wasted
All of our bridges burned down

I've wasted my nights
You turned out the lights
Now I'm paralyzed
Still stuck in that time when we called it love
But even the sun sets in paradise

I'm at a payphone trying to call home
All of my change I spent on you
Where have the times gone
Baby it's all wrong, 
Where are the plans we made for two?

If happy ever after did exist
I would still be holding you like this
All those fairytales are full of shit
One more stupid love song I'll be sick

You turned your back on tomorrow
Cause you forgot yesterday
I gave you my love to borrow
But just gave it away
You can't expect me to be fine
I don't expect you to care
I know I've said it before
But all of our bridges burned down

I've wasted my nights
You turned out the lights
Now I'm paralyzed
Still stuck in that time when we called it love
But even the sun sets in paradise

I'm at a payphone trying to call home
All of my change I spent on you
Where have the times gone
Baby it's all wrong, 
Where are the plans we made for two?

If happy ever after did exist
I would still be holding you like this
All those fairytales are full of shit
One more stupid love song I'll be sick

I'm at a payphone trying to call home
All of my change I spent on you...



friend.

"Life is an awful, ugly place to not have a best friend."

 - Sarah Dessen, Someone Like You

Januari 28, 2013

Tentang Kata "Sahabat"

Aku pernah terjaga ketika detik baru saja menyapa hari yang baru. Tidak sedang melakukan apa-apa. Hanya diam. Hanya terdiam. Karena tak ada satu hal pun yang dapat kulakukan, kecuali.... ya. Akhirnya aku menulis. Setelah lelah hanya memandang kosong pada langit-langit kamar yang mulai berdebu. 

Huruf demi huruf menari dan membentuk serangkaian puisi. Tentang kata "sahabat". Tentang betapa bodohnya aku menganggap orang lain sahabat. Tentang dalamnya kecewaku pada kata ini. Juga tentang gilaku menantikan hal semu ini.

Benarkah "sahabat" itu hanya ilusi?
Bila kau bertanya padaku saat itu dan beberapa waktu setelahnya, maka aku akan berkata YA. Sebab tipu dayanya selalu menjerumuskanku pada sebuah pengharapan yang hanya bisa menyisakan luka. Berkali-kali aku bersabar dan berbaik hati pada mereka yang katanya sahabat. Tapi, nyatanya mereka hilang begitu saja tanpa jejak. Asyik dengan dunia baru dan bersikap (mungkin) seolah-olah aku tak pernah hadir. Sekalipun dulu kami begitu dekat.
Begitu selalu berulang.


Sayangnya, tidak untuk saat ini. Lebih tepatnya: TIDAK SEPENUHNYA. Sekalipun masih tersisa ketidakpercayaan tersebut, tapi kenyataan telah menghadirkan kisah indah dibalik sebuah jalinan persahabatan padaku. Dan sampai saat ini, senyum telah berkali-kali terpancar karenanya. Karena kehadiran malaikat-malaikat yang entah dari mana asalnya

Dulu aku menangis. Ketika aku merangkaikan puisi kesepianku itu. 
Namun, kini aku tersenyum. Saat kunang-kunang malamku bergantian hadir dan memberi cahaya pada gelap ha(r/t)iku.

Aku yang dulu kece...pian :')

Saat Januari Hendak Berakhir

Saat Januari hendak berakhir, aku masih terjaga. Entah menanti apa, entah merindukan apa. Aku tak tahu.. tak pernah tahu.. atau mungkin belum tahu..

Bukan lagi kata "ya".
Tidak lagi ucap "tidak".
Bukan keduanya yang kunantikan.

Entah..
Entahlah..

Satu yang pasti, masih ada rasa yang tercekat.

Januari 27, 2013

Terima Kasih :)

18!

Sepagi tadi, tiga perempuan menghampiri kamarku dengan kejutan yang tak pernah kusangka. Terima kasih; Nurul Sandriyani, Ina Nur Janah, Dania Clarisa.




Berlanjut kepada sebuah janji, berkaitan dengan tugas dan kewajiban--yang tiba-tiba digagalkan.

Alhasil, disinilah kami. Enam orang yang duduk manis pada sebuah sudut yang menghadap langsung ke luar. 
Semula--ketika aku datang--baru ada dua diantara mereka. Tiga yang lain terlambat begitu lama. Ternyata, ketika mereka datang, dibawakannya kue dan hadiah :)


Terselip pula surprise yang lain. Yaitu, dua donat dengan lilin super besar :D 


Terima kasih:

  • Arnindia
  • Donna Pratiwi
  • Fadlillah Octa Noviari
  • Naila Syahidah
  • Zaenab Lubis
juga.... Astri Ratnasari yang tidak bisa hadir :')



Jayesslee - Officially Missing You

♫ Officially Missing You~

Ooh..
Can't nobody do it like you
Say every little thing you do
Hey, baby..
Say it stays on my mind
And I-I'm officially missing you


Officially Missing You - Tamia
lirik selengkapnya [disini]
Jayesslee version [disini]

Boleh Aku Jujur?

Aku rindu. Titik.

Nyatanya, Inilah Hidup..


Aku pernah merasa begitu diperhatikan
Namun tak jarang aku terabaikan

Dua tahun lalu hariku begitu ramai
Tapi tak sama dengan tahun lalu yang penuh kehampaan

Pernah aku disapa bahagia bertubi-tubi
Tepat setelah itu semuanya sirna sekejap mata

Mereka berpasangan
Semua tercipta berpasangan
Erat
Tak terpisahkan

Maka tak pantas kita berkata bahwa hidup ini tak adil.
Karena sebenarnya...
Hidup ini tak sepenuhnya adil,
Namun juga tak sepenuhnya tak adil.

Maknai detik yang masih terlukis dalam harimu secara berarti.
Karena sejatinya, detik yang sudah lewat itu memiliki kisahnya sendiri di masa datang.
Ia bukan hanya sembarang lewat, tetapi juga meninggalkan ceritanya masing-masing.
Kelak kau akan mengingatnya. Susah payah.

Dan nyatanya, inilah hidup...
Suka dan duka akan bergiliran menghampirimu, dengan proporsi yang sempurna :')

Januari 26, 2013

Biru pada Januari by Aditia Yudis


Akan kuberitahu kau satu hal
yang paling kuinginkan saat ini...

Waktu berhenti sehingga aku dan kau
terbingkai dalam keabadian.

Aku tak ingin semua berlalu,
seringkas embun meninggalkan pagi.
Simpan saja kata-kata bersalut madumu.
Aku tak butuh rayu,
aku hanya ingin bersamamu.

Selalu.

Januari 22, 2013

Bicara Cinta


Jika telah sampai pada suatu masa, ketika cinta mendominasi semua. Maka tak satu pun mampu mengelak, Bahwa hidupnya, hatinya, harinya, terselubungi cinta.
Tapi sebenarnya... apa itu "cinta"?

Ada yang bilang, cinta itu indah. Seindah apa?
Aku tak mengerti definisi cinta dan segala tetek-bengek-nya. Namun satu hal yang kutahu pasti, cintaa takkan pernah lekang oleh apa pun.
Cinta terjadi lintas masa.

Buktinya?

  • Kau masih hidup sampai saat ini dan membaca tulisan ini,
  • Masih ada desiran hebat saat kau berdampingan dengan orang yang kau cinta,
  • Langit masih tegak menaungi seluruh makhluk yang menyimpan cinta.
Tanya pada nuranimu, bahwa cinta bukan hanya ilusi.
Cinta terhadap apa-dan-siapa pun. Maka itulah sesuatu yang kekal adanya.

Januari 17, 2013

Surat Kepergian..


Ragamu boleh pergi. Tetapi hatimu masih tertinggal disini. Izinkan aku untuk tetap menjaganya, sepenuh dan setulus hati. Semua kenangan tentang dirimu takkan pernah bisa terhapus begitu saja. Dua tahun bukanlah waktu yang singkat. Meskipun aku belum mengerti betul arti yang sesungguhnya. Namun, nuraniku telah menjelaskan. Bahwa sebuah kebersamaan menyimpan makna yang mendalam.
Kini aku beranjak dewasa. Mulai memahami arti kebersamaan. Tapi, sayang, semua harus diakhiri secara tiba-tiba. Kamu pergi. Ragamu pergi, meninggalkanku.
Aku berharap bisa bangkit. Dari kehampaan sisa kepergianmu. Aku pikir, aku bisa. Nyatanya tidak. Atau mungkin belum. Semuanya tak mudah.


Januari 16, 2013

Mengapa Harus Kecewa?



Mengapa kau kecewa saat kau patah hati?
Padahal kau sadar, Sang Pencipta telah menyediakan yang terbaik dari yang paling baik.

Mengapa kau kecewa saat tak satupun mampu memahami dirimu?
Padahal Sang Penguasa telah menyediakan sahabat terbaik yang menunggumu di alam yang lebih abadi.

Mengapa kau kecewa saat banyak masalah menghampiri?
Padahal kau tahu, Pencipta Alam ini telah menyediakan petunjuk beserta jalan keluarnya.

Lantas, mengapa kau harus kecewa?

Saat Aku Menulis..


Banyak kisah yang enggan kutumpahkan
Hingga pada akhirnya, tibalah saat itu
Saat aku menulis.

Saat aku menulis,
Seluruh rangkuman cerita berlomba-lomba mencapai ujung jari
Jutaan kenangan meronta untuk diluapkan
Buih-buih perasaan memohon untuk dirangkai
Berpadu dalam kata
Menyatu dalam karya


Januari 13, 2013

Pekuburan Cinta


-1-

Pelangiku kelabu. Bulir-bulir air hangat ini tumpah ruah. Meluruhkan mejikuhibiniu keanggunannya. Ia meninggal.
Meninggal.
Ya. Ia sudah tiada. Kenangannya telah terkubur bersama raganya. Raga yang selalu membelai gundahku. Raga yang menjadi sandaran rapuhku. Raga yang menyatukan serpihan-serpihan kisah tak bernyawa. Namun, kini dihancurkannya lagi. Tinggal gelap yang menyiksaku.
Semburat cahaya lilin dari kue ulang tahun masih menemani hening. Sedari tadi. Tak muncul sedikitpun niatku untuk memadamkannya. Sekalipun angka tujuh belas begitu manis terbakar olehnya.
Sweet seventeen. Ya. Tujuh belas tahun yang begitu indah, sekaligus memilukan. Betapa tidak?
Hampir dua puluh empat jam lalu, sesaat setelah aku dibuat begitu bahagia karena menerima ucapan ulang tahun yang pertama –darinya– aku harus mengikhlaskan kepergiannya. Rayi.

PING!!!
PING!!!
PING!!!
PING!!!
PING!!!
Getar-getar segaja ini membangunkanku dari lamunan panjang alam mimpi. Tak lama kemudian, sebuah nada dering yang amat kurindukan terdengar dari salah satu sudut ranjang tempatku rebah.
Aku terduduk.
Klik.
“Happy sweet seventeen, sayang. Semogabla..bla..bla.. Suara diujung telepon terdengar amat bahagia. Begitupun diriku, dengan nyawa yang hampir terkumpul sempurna.
“Makasih ya, sayang.” Senyumku mengembang. Pandanganku terarah pada sepucuk surat yang muncul dari dalam kotak biru muda di dekat meja rias. Pasti mama yang meletakkannya disana, “kotak itu dari kamu?”
“Kotak yang mana, ya?”
“Hayo, jangan bohong sama aku.”
“Hehe, iya.” Cengirannya terekam jelas oleh memoriku. Pasti saat ini ia sedang menampakkan air muka yang sama.
“Makasih ya, Ra.”
“Udah, ah. Jangan bilang makasih terus. Kamu do’ain aku aja supaya nanti pagi udah bisa sampai Jakarta dengan selamat. Lantas bisa kasih surprise ke kamu.”
“Iya, iya.. Aku selalu do’ain kamu, kok. Dan kamu nggak perlu kasih surprise apa-apa lagi buat aku. Ini semua udah cukup, Ra.”
Tak ada suara yang menyahut.
“Dengan kamu menjadi pengucap dan pemberi hadiah pertama-pun udah cukup. Aku sayang kamu. Kamu hati-hati ya.”
Tut.. tut.. tut..
Telepon terputus.

Senyumku masih tersisa. Aku berharap detik ini akan selalu menjadi teman setiaku. Sekalipun kantuk menyergap. Aku kembali tertidur. Membawa semua kenangan tentang Rayi ke alam mimpi.


...Kamu do’ain aku aja supaya nanti pagi udah bisa sampai Jakarta dengan selamat. Lantas bisa kasih surprise ke kamu...
Deg.
Tangisku tumpah. Baru saja Tante Intan, mamanya Rayi, mengabariku tentang berita duka ini. Rayi pergi. Ternyata, kalimat terakhir Rayi semalam adalah benar-benar kalimat terakhirnya. Selamanya.
  Rayi mengalami kecelakaan serius saat mengendarai mobilnya menuju Jakarta. Padahal dalam waktu yang hampir bersamaan, bunga-bunga kebahagiaanku masih belum berhenti bermekaran. Seolah terjadi stock split[1] padanya.


Angka tujuh belas itu masih disana. Masih terbakar oleh api pertanda perpisahan. Aku masih belum berniat memadamkannya.
Pikiranku mengawang. Kuputuskan untuk melangkahkan kaki keluar, mencari sedikit kesejukan. Taman.
Salah! Adalah keputusan yang salah aku melangkah kesini. Nyatanya, lampu-lampu taman dan penataan meja yang begitu rapi menyisakan kenangan terakhir tentang Rayi. Rupanya, ia telah mempersiapkan pesta ulang tahunku dengan begitu indah melalui invisible hand-nya yang ada di Jakarta, Rama. Sekalipun raganya dituntut untuk fokus pada penelitian yang sedang dikerjakan, pikirannya tak sepenuhnya mampu memungkiri bahwa rasa sayangnya padaku begitu tulus. Terpaut usia lima tahun tak pernah sedikitpun membuatnya ragu. Katanya, aku berbeda. Aku tidak manja seperti kebanyakan remaja labil seusiaku. Aku manja pada saat-saat yang semestinya, begitu pendapat Rayi.
Aku selalu dibuatnya bahagia. Tersenyum adalah satu-satunya kebiasaanku ketika disisinya dan saat mengingatnya. Aku sayang Rayi.
Hujan lagi. Pelupuk mata ini sudah lelah menelurkan butir-butir kepedihan sejak tadi. Namun, apa daya. Perih masih saja hinggap saat raga sudah tak nampak.

Langkahku mendekati rangkaian bunga di sudut sebuah meja yang paling besar. Indah. Pasti Rayi yang memesan rangkaian detail khusus ini, gumamku. Aku selalu ingat bahwa Rayi selalu memilihkan bunganya sendiri. Detail rangkaiannya-pun selalu harus....perfectly.
Tanganku mengusap air mata yang hendak turun lagi. Aku berusaha membendungnya dari hadapan bunga terakhir persembahan Rayi.
Hatiku perih. Masih perih. Aku belum dapat percaya sepenuhnya kekasihku sudah tiada. Padahal beberapa malam sebelumnya ia masih memelukku. Erat. Sebuah pertanda perpisahan yang baru kusadari detik ini.
Aku kembali ke kamar. Lilin itu masih saja disana. Kuhampiri, kupadamkan perlahan.
Gelap. Layaknya malam yang semakin larut. Serupa nyawaku.
Kuletakkan rangkaian bunga di sudut meja rias. Kurebahkan tubuh yang teramat lelah ini. Kubiarkan nyawaku pergi ke belantara alam bawah sadar.


[1]     Stock split merupakan istilah ekonomi yang setara dengan proses pembagian saham menjadi dua bagian, sehingga jumlah saham yang sudah ada menjadi berlipat dan diharapkan dapat menaikkan harga jual saham di pasar.