Ia bernama rindu
Sebaris stimulus yang selalu menghantarkan pagiku pada sebuah tepi
Peraduan yang memaksa degup ini berdentum lebih keras
Bersahabat dengan untaian lengkung angan yang teramat indah
Memesona
Hayalku meraihnya
Telapak ini merengkuhnya
Damai.
Namun, entah kapan ini berakhir
Perjalanan indah nan memabukkan
Juga menyakitkan
Durinya bagai cambuk yang menusuki setiap detik yang berjalan
Sayang, hanya aku yang mampu merasakan perihnya
Racun atas kedalaman rasa yang tak ingin kupendam
Sampai jumpa pada titiknya yang lebih "menawan".
Bahkan, sebuah kebahagiaan pun belum mampu menawarkan racunnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar