Ternyata benar...
Tak sepenuhnya kita
selalu sependapat, aku akui.
Tak selamanya kita
selalu bersama, aku sadari.
Kadangkala aku harus
berjalan menyusuri medanku sendiri
Bertanggung jawab
terhadap rambu-rambu yang kupilih sendiri.
Kalian pula begitu,
kelak.
Tapi tidakkah kalian sadari
saat ini kita masih ‘bersama’.
Raga kita masih
dipersatukan. Namun dimana hati kalian?
Bisa-bisanya kalian
mengabaikanku. Mungkin sejenak sengaja mengabaikanku.
Membiarkan aku
terkurung dalam ketidaktahuan ini...
Aku kecewa, aku sedih,
aku tersakiti.
Namun entah aku kecewa
terhadap siapa, sedih karena apa, tersakiti oleh siapa. Entah...
Padahal kita
katanya.................’sahabat’
Dari sebuah raga kekecewaan.
Minggu, 14 Oktober 2012
12:51 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar