Desember.. kemudian Januari.
Ada apa?
Oh, tidak. Hanya saja aku ingin
langsung menyeberang pada selanjutnya, Februari.
Loh, mengapa? Bukankah banyak hal
yang dapat kau lakukan padanya? Berlibur.. bercanda.. bermain.. tertawa.. dan,
kau juga bisa menikmati pertambahan usiamu di bulan itu.
Ya, benar. Tetapi aku tak pernah
menantikannya. Ditunggu ataupun tidak, ia akan tetap datang. Sayangnya, aku tak
pernah berniat merasakan. Bahkan kalau bisa, aku ingin loncat saja dari hari
ini. Menghapus adanya kata ‘libur’, dan ‘tahun baru’, juga ‘ulang tahun’. Aku
sudah mati rasa.
Mati rasa?
Ya.
Aneh.
Mati rasa padanya, hari ke
duapuluh sekian itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar