Nama :
Zara Zettira Zainuddin Ramadi
Lahir :
Pendidikan formal :
TK sampai SMA di Sekolah St Theresia Haji Agus Salim, Jakarta,
SMA Ora Et Labora
Pondok Indah, Jakarta,
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (Tahun ke IV)
Pendidikan informal :
kursus pelatihan film dan kepenulisan di Los Angeles, Amerika Serikat
Penghargaan :
Cerpen berjudul Di Langit Masih Ada Kerlip Bintang meraih juara 2 lomba
cipta cerpen majalah Anita Cemerlang,
Finalis Gadis Sampul (1983),
Putri Remaja 85 (1985),
Juara 2 Gadis Sampul (1987)
Putri Kampus 88 (1988),
Noni Jakarta Favorit 88 (1988)
Sulung dari dua bersaudara, Anak pasangan Zainuddin Ramadi (alm) dan Oni Martalita Timotius ini Lahir di Jakarta, 5 Agustus1969. Menempuh pendidikan dari TK sampai SMA di Sekolah St Theresia Haji Agus Salim, Jakarta. SMA ia tamatkan di Ora Et Labora, Pondok Indah, Jakarta. Melanjutkan
kuliah di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, namun hanya sampai tahun ke
empat, karena ia lebih memilih menjadi penulis. Selain itu, ia juga mengikuti
berbagai kursus pelatihan film dan kepenulisan di Los Angeles, Amerika Serikat.
Mulai menulis
sejak kelas IV SD, diawali dari kegemarannya membaca majalah anak-anak, salah
satunya adalah majalah Bimba. Di majalah ini terdapat rubrik pengalamanku.
Rubik ini berisi pengalaman unik dan si penulis di beri tema tertentu. Salah
satunya tentang upacara bendera. Zara-pun menuis pengalamannya ketika mengikuti
upacara bendera. Selang beberapa minggu kemudian
tulisannya dimuat. Bukan main girangnya. Apalagi, ia mendapat hadiah dari
Bimba, berupa kotak pensil, tas, dan buku-buku.
Saat Zara kelas VI SD, majalah Anita
Cemerlang menggelar lomba cipta cerpen. Ia mengirim satu cerpen berjudul Di
Langit Masih Ada Kerlip Bintang. Tak di sangka cerpennya meraih juara
II. Sejak itu ia tergerak untuk lebih aktif menulis.
Ketika duduk di bangku SMP, Zara
menjadi salah satu finalis Gadis Sampul tahun 1983. Tahun 1985, memenangi Putri Remaja 85, juara II Gadis Sampul tahun 1987,
Putri Kampus 88 serta Noni Jakarta Favorit 88. Meskipun kerap menang di
berbagai ajang, ia kerap menolak panggilan menjadi model dan lebih memilih
menjadi penulis.
Ketika SMA Zara pernah bergabung dengan
kelompok tari Swara Mahardhika (SM) pimpinan Guruh Soekernoputra. Bersama SM,
ia pernah sekali ikut pentas dalam sebuah acara Bridal Fashion Show. Ternyata,
tari bukan dunianya. Ia merasa tidak nyaman. ”Aku lebih senang jadi penulis”, ungkapnya.
Sampai saat ini
Zara telah menulis sekitar 10 buku yang diterbitkan oleh Gramedia. Zara juga menerjemahkan buku cerita remaja dari Bahasa Inggris ke Bahasa
Indonesia, semisal Sweet Valley Highs dan Girl
Talks. Selain cerpen ia juga menulis novel. Kumpulan novelnya antara
lain: Jejak-jejak Jejaka (1989), Sexy Anissa (1990), Rasta
dan Bella (1991), Warna Merah Pada Cinta (1993), Prahara
Asmara, terbitan Akoer, serta Cerita Dalam Keheningan (2008)
Tahun 1987, Zara
menulis skenario cerita Catatan Si Boy untuk sebuah
stasiun radio swasta, Prambors. Cerita ini kemudian diangkat ke layar lebar.
Oleh penyusun skenarionya, Marwan Alkatiri, film ini kemudian di buat sekuelnya
dari mulai Catatan Si Boy I sampai ke V.
Selain menulis
buku, ia juga menulis Skenario Film dan Sinetron. Skenario film yang ia buat
antara lain: Gadis Metropolis I(1992) dan Gadis
Metropolis II (1994) yang di buat sepulang kursus dari Los
Angeles, Amerika Serikat, Tapi yang terbanyak adalah karya untuk sinetron. Janjiku merupakan
sinetron pertama yang skenarionya ia buat. Selanjutnya hampir setiap tahun, ia
membuat cerita untuk sinetron ramadhan di layar kaca. Kini lebih dari 1000
skenario sinetron dan film televisi telah dibuatnya.
Menikah dengan
Zsolt Zsemba, lelaki kelahiran Hungaria dan berkewarganegaraan Kanada pada tahun 1990. Mereka dianugerahi dua orang anak Alaya Eva Ramadi
Zsemba dan Zsolt George Zainuddin Zsemba. Saat ini, Zara dan keluarganya
menetap di Toronto, Kanada.
(Dari Berbagai
Sumber)