Baru dua hari yang
lalu aku mendengar setia cerita galaumu, memberikan nasehat terbaik yang
melintas. Menangkap sinar matamu yang penuh harap bahwa aku akan memberi secercah
cahaya atas gundah yang kau derita. Tapi, tadi pagi-pagi sekali, aku telah
mendapati kabar kau telah kembali. Ya.. kembali pada kasihmu yang lalu. Rupanya
gundahmu telah berakhir. Apakah kalimatku menyiratkan kesimpulan yang mampu kau
baca? Mungkin.
Aku turut bahagia,
sahabat. Tapi... Entah mengapa aku merasa kehilangan. Yang ada dalam pikiranku
hanya satu kesimpulan bahwa kau takkan pernah lagi membutuhkanku untuk sekedar
menggali tentang sedikit perasaan dari sudut pandang perempuan. Mungkin kau tak
lagi mengenaliku sebagai satu titik yang kau butuhkan sebagai pelampiasan
ceritamu. Bahkan, mungkin aku harus membangun tembok kokoh untuk membatasi
kita. Dan aku harus terbebani rasa menjaga perasaan kekasihmu.
Baru satu hari kau
kembali padanya, aku sudah kehilangan banyak waktu untuk menggali perasaan
seorang laki-laki darimu, sahabat. Padahal, kedekatan kitapun baru saja
terjalin. Aku nyaman berkeluh kesah tentang kasihku disisimu. Kaupun begitu,
bukan?
Aku kehilanganmu,
sahabat.
Perlu kau tau, aku
butuh lebih banyak waktu untuk meretas cerita gundah dan pendapatmu!
10:44 WIB
Rabu, 29 Februari
2012
∞langit-langit bagi hamparan angin∞
Tidak ada komentar:
Posting Komentar