...aku menari bersama senja diiringi nyanyian hujan yang membekukan... ..

☂☂☂

Oktober 13, 2012

Sebab kerinduanku..


Saat kegagalan menghampiri kita berdua; kau ada untukku. Aku ada untukmu.
Kegagalan bukan berarti keterpurukan, tidak pula pertanda pengkhianatan, atau bahkan kehilangan. Terbukti.. justru saat kegagalan-lah Tuhan menghadirkanmu, dan menuntunku.
Aku hanya ingat bahwa kala itu aku mengirimkanmu kabar perihal perjuanganku yang diperpanjang. Dan kau, seakan turut merasakan. Bagai tersambar petir aku dikagetkan dering panggilanmu. Di seberang sana, suaramu yang khas membahana, memecah fokusku dari rangkaian-rangkaian logaritma, baris dan deret. Arus deras; suaramu tak putus-putus. Teruuus saja berbicara memotivasi. Ah, aku tak se-rapuh yang kau kira. Buktinya, aku tak terjerembab dalam liang kegagalan. Aku hanya merindukanmu, merindu ucapmu yang sok bijak itu-padahal kau sendiri pun sangat perlu di motivasi- merindu lirikan maut yang mampu membuatku salah tingkah setengah mati. Hhh~ tak mampu lagi aku berucap. Leleh sudah oleh manismu. Kau selalu bisa mengembalikan semangat juangku:”
Katamu, “semakin banyak gagal, justru kesuksesan yang didapat akan terasa lebih manis.” Ah! Kalimatmu menyejukkan resah ini. “Mundur satu langkah untuk maju lima langkah itu lebih baik. Artinya, kita sudah empat langkah lebih awal dari yang lain”, tambahmu. Ah kamu...
Aku bermimpi, suatu hari nanti tetap kita akan dipertautkan kembali. Merajut kisah satu tahun lalu dan menjadikannya indah. Seindah kita, rival! Ya... selamanya kita menjadi rival, bukan?
Pagi ini kau muncul secara tiba-tiba dalam kotak pesanku. Baiklah, aku kira bukan sebuah ketidaksengajaan. Bisa jadi kau begitu rindunya bertemu dan bercanda denganku. Bagiku tak masalah, toh aku juga sama sepertimu.
Selasar gedung Nathael Iskandar atau yang kerap disapa gedung A ini menjadi kawan kegamanganku pada pagi hening tanggal 11. Pesanmu yang tak sesingkat biasanya membuat keraguanku tumbuh liar begitu saja. Kuakui, kata-katamu ada benarnya. Posisi tempat duduk paling depan bisa saja aku raih pada hari-hari lain. Namun, hadir dalam kuliah umum dengan pembicara luar biasa belum tentu kutemui lagi lain kesempatan. Ah! Kau selalu bisa meracuniku dengan  acara-acara bermanfaat seperti itu. Dan, kau belum lupa dengan kegemaranku mencari kegiatan yang serupa dengan isi pesanmu.
Keraguanku mencapa klimaks. Langkah ini bergerak menuju halte bikun dan memutuskan menuruti ajakanmu, sebab kerinduanku.

Persembahan untuk seorang rival,
dan

Minggu, 22 Juli 2012 (23:32 WIB)
Sabtu, 13 Oktober 2012 (19:27 WIB)
&langit-langit bagi hamparan angin&

Tidak ada komentar: