Entah telah berapa
kali aku termenung meratapi angka 17-ku yang padam. Ya... Padam! Tak sedikitpun
cahaya singgah untuk menerangi. Mungkin aku terlalu banyak berharap. Sehingga sekejap
mata semuanya musnah. Tiada berbekas.
Tak ada satupun
yang kuterima di angka 17 ini._. meskipun aku memilikinya, mereka. Sekalipun pada
hari mereka aku meluruhkan sedikit waktuku. Namun, kini nyatanya? Tak secuilpun
balasan kuterima.
Ah! Mungkin aku
terlalu jauh bermimpi mendapat ucapan darinya. Kue ulang tahun dengan lilin
manis angka usiaku. Surprise pagi yang mengganggu lelapku. Atau kado sederhana
pilihan mereka. Semuanya tak ada. Tak satupun kudapat.
Tuhan... engkau
Maha Adil. Tapi mengapa kau kirim sepi di hari ku yang banyak orang nanti,
terlebih juga aku. Dimana perhatian lebih sahabat-sahabatku kau simpan? Mereka tidak
ada di hariku yang genap tujuh belas tahun. Mereka tidak muncul member moment
indah seperti yang aku lakukan untuknya. Mereka hanya mengintip sebatas ucpan
selamat ‘formalitas’. Inikah nasibku ya Tuhan...?!
Sungguh aku
bersedih mengingat angka 17 ku. Bahkan, tak satu bendapun aku terima sebagai
hadiah. Dari keluargaku sekalipun. Benar-benar tak satu hadiahpun kuterima. Menyedihkan
ya?!! Kasihan! Dan... dia yang disisiku pun begitu. Tak sebutir pasirpun
dipersembahkan. Entahlah... aku sampai bingung apa yang harus kukenang dari
ulang tahun ke 17-ku, yang oleh banyak orang biasanya dinanti-nantikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar