Assalamu’alaikum…
Malam ini gue berniat flashback memori
indah waktu kelas x. Mungkin cuma gue yang menganggap pengalaman ini indah.
Kenapa? Karena mereka (mungkin) udah punya pengalaman dan kesan-kesan lain yang
(juga) indah, so… mereka lupa dengan kisah bareng gue.
Sejujurnya, gue kangen banget dengan moment
kebersamaan ini. Tapi mau gimana lagi, mereka udah punya sahabat lain. Sedangkan
gue? Cuma temen. Yak. Selamanya mereka anggap gue hanya sebagai teman. Tak apa
lah, masih ada yang lain yang peduli sama gue kok, gue juga punya vegrasis,
nia, dan teman baru yang (mencoba) ngertiin gue. Walaupun ngga bisa dilupain
gitu aja, gue tetep menganggap kisah ini pernah terjadi dan pernah bikin gue
tersenyum waktu bareng mereka.
Cerpen ini harusnya ngga ada. Loh? Karena cerpen
ini gue bikin hanya karena alasan tugas mata pelajaran bahasa Indonesia aja. Kalau
ngga ada tugas ini, mungkin cerpen ini…. ngga akan pernah tercipta. Waktu itu
gue bingung banget mau bahas apa, tapi setelah liat chairmate gue(salah satu tokoh),
jadi kepikiran buat bikin cerita ini. Maka, jadilah!
Pesan terakhir (?) maksudnya, gue berharap
kalau aja salah satu tokoh ini baca, mereka bisa inget tentang kebahagiaan
sementara ini.
Langsung aja, selamat membaca…………
“…”
Ayam
berkokok, menandakan pagi telah menjemput. Mentari memanggil dari lubuk
peraduannya. Dibalik jendela kaca, nampak seorang gadis berjilbab sedang
berhias diri sambil bersenandung lemah. Suaranya terdengar ringan dan merdu,
laksana angin yang berhembus dan menerbangkan gumpalan-gumpalan awan diatas
sana.
Sebuah
suara terdengar bergema dari balik tirai dapur. Suara seorang ibu yang menyuruh
anaknya untuk menyantap sarapan yang telah terhidang di atas meja makan.
“Kak,
sarapan dulu ya!” tutur lembut sang ibu.
“Iya, ma!”
ujarnya penuh kegembiraan.
Beberapa
saat kemudian, terdengar langkah mantap dari sudut ruangan rumah yang cukup
luas. Kakinya terayun sempurna menapaki tiap-tiap anak tangga. Tangannya
tergerak oleh hembusan angin yang bertiup sejuk. Bagai kilat, kini ia sudah
berada dibalik meja makan dan menyantap hidangan yang tersedia.
Hari ini,
jum’at 26 Februari 2010, merupakan hari gembira yang akan ia rasakan bersama
empat kawan lainnya. Tepat pukul 09.00 WIB, rencananya mereka akan memulai
penjelajahan di dunia wisata yang cukup terkenal dikotanya.
¨¨¨
Pukul 09.00 WIB
“Assalamu’alaikum.”
Dua buah suara secara bersamaan terdengar. Suara yang pertama merupakan suara
imut dari gadis berjilbab yang sejak pagi berhias diri, yaitu Lestari, atau
yang akrab disapa “acil” karena posturnya yang memang kecil. Ia merupakan satu
dari tiga murid akselerasi di sekolah tersebut. Suara yang lain dimiliki gadis
berjilbab disebelahnya, Dinda.
“Wa’alaikumsalam.”
Jawab sang empunya rumah, Indah, diikuti Fany.
“Rinda mana?”
Tanya gadis mungil itu tak sabar.
“Masih di
jalan.” Jawab Fany singkat.
Sambil
menunggu Rinda, gadis kecil itu duduk diatas sofa berwarna merah di rumah Indah,
tempat yang mereka sepakati sebagai tempat berkumpul sebelum berangkat.
“Assalamu’alaikum.”
Sebuah salam terucap oleh seorang gadis berjilbab abu-abu dibalik pintu, Rinda.
“Wa’alaikumsalam.”
Gadis-gadis di dalam rumah menjawab dengan serempak.
“Udah
kumpul kan? Kita berangkat sekarang yuk!” ajak gadis mungil itu bersemangat.
“Ayooo!”
jawab Fany.
Kelima
gadis itu segera berangkat dengan mengguakan jasa Trans Jakarta. Setelah dua
kali transit dan beberapa kali mengalami krisis tempat duduk, gadis mungil itu
tetap bersemangat dan tidak sedikitpun kehilangan niatnya untuk bersuka cita
bersama empat orang kawan lainnya.
¨¨¨
“Yeay,
akhirnya sampe juga. Kita mau menjelajah dimana dulu nih? Bianglala yuk!”
ucapnya dengan suara cempreng sambil menunjuk ke arah bianglala.
“Boleh!”
jawab gadis tinggi yang berada tepat disebelahnya.
Akhirnya,
mereka berlima memulai suka cita dengan menaiki wahana bianglala. Setelah itu,
mereka menjelajah berbagai wahana yang tak kalah menarik dan menantang
adrenalin lainnya.
Siang
mulai terik, gadis itu baru saja keluar dari wahana rumah kaca. Nampak terlihat
ia dirangkul oleh gadis berambut panjang sebahu dan bergelombang. Fany namanya.
Fany menarik gadis itu menuju salah satu wahana air, diikuti tiga orang yang
lain dibelakang mereka berdua. Antrian yang cukup panjang membuat mereka
berlima merasa penat. Setelah antrian semakin renggang, gadis kecil itu
menyadari dimana ia berada, yaitu wahana Niagara. Sedetik kemudian wajahnya
berubah kusut. Tak seulas senyumpun yang ia tampakkan. Tatapan matanya garang.
Rupanya ia sangat tidak suka dengan wahana itu., namun Dinda, Fany, Indah, dan
Rinda terus membujuknya untuk mencoba.
Wajah
mungilnya terlipat manja menjadi 12 bagian. Sepertinya, ia benar-benar kesal
dengan peristiwa itu. Peristiwa ia menaiki wahana air Niagara karena dipaksa.
Bahkan, butuh waktu agak lama untuk menyembuhkannya dari kekesalan.
“Udah
dong, cil ngambeknya. Maaf ya!” kata Dinda
“…” sunyi
“Acil,
jangan diem aja dong. Mau es krim?” Tanya Fany.
Menggeleng.
“Acil mau
apa?” Tanya Dinda lagi.
“Arung
jeram.” Ucapnya samar.
Rinda
menyahut, “Oh, jadi acil mau ke Arung jeram?!”
Mengangguk.
Mereka
berlima segera menuju wahana arung jeram. Tawa mereka terdengar membahana
melawan arus sungai. Tak terkecuali gadis itu. Ia juga mulai melupakan
kekecewaannya yang lalu. Kini, senyum-senyum terpancar dari kelima gadis SMA
tersebut. Berjuta tawa tersirat dari wajah mungilnya. Dibalik kerudung
putihnya, ia masih sempat melemparkan senyum centil setengah menggoda kepada
Dinda disebelahnya.
Kelima
gadis itu kembali kerumah pukul 18.43 WIB. Di wajahnya, Nampak dihiasi oleh
garis-garis lelah. Namun dibalik itu semua, masih ada senyuman manis yang
tersirat dari bibir mungilnya.
¨¨¨
Berhubung cerpen ini belum ada judulnya,
berharap banget teman-teman yang baca bisa kasih saran judul yang tepat. Komen langsung
atau mention ke @nitalaras #ngarep.
Ditunggu yaaa….
Vielen dank!
2 komentar:
pertamax nit yahaha, ska banget cerpen pengalaman pribadi ya? . bahsanya bagus tapi kurang konflik *sotoy abis*
judul yaak? huaaks bagian paling susah nyerah
lebih mengalir re :D
konflik ya?emang sih. awalnya kan cuma buat tugas bahasa aja. ngga sepenuh hati hahagh~
Posting Komentar