Menelususri trotoar kota
tengah malam
adalah menelususri jejak-jejak sejarah
dan keping-keping cerita yang tertinggal
Dalam setiap langkah terkuak satu-persatu sejarah
tentang kota-kota
Kota-kota dibangun di atas semangat eksploitasi
dan bukan keselarasan
hingga nampak wajah kota
yang dingin dan kejam
Semua orang berputar
dalam arus kuat perburuan
bagai laba-laba lepas dari jaringnya
:memakan atau dimakan
Seakan tak pernah henti
dalam lompatan waktu
orang-orang bergerak cepat
dikejar-kejar bayangnnya sendiri
Menelusuri kota tengah malam
adalah melihat jalanan yang macet dan pengap
debu-debu mengotori wajah
dan panas memanggang kepala
serta melihat manusia berebut tulang,
seperti anjing
Kemakmuran kota hanyalah milik mereka
yang diam di gedung-gedung menara
dan sisa-sisa hanya untuk mereka yang di pinggir kali, emper toko dan di jalanan
Menelusuri trotoar kota tengah malam
adalah mendengar suara-suara yang sulit dimengerti
karena setiap orang menciptakan kehidupan kota
di pikiran, hati, tangan, perut, taring dan air liur sendiri-sendiri
Orang-orang bertegur sapa hanya karena kepentingan
dan bukan cinta
karena cinta bisa didapat kelewat gampang
di diskotik, nite club, panti pijat sampai keremangan malam pinggir jalan
dengan beribu aroma purba yang ditawarkan
Menelusuri trotoar kota tengah malam
adalah meraskan diri sendiri sepi
di tengah keriuhan manusia dan kota
Solo, 15 September 1995
(Dibacakan saat peringatan Hari Bumi 22 April 1996,di F. Geografi UMS)
adalah menelususri jejak-jejak sejarah
dan keping-keping cerita yang tertinggal
Dalam setiap langkah terkuak satu-persatu sejarah
tentang kota-kota
Kota-kota dibangun di atas semangat eksploitasi
dan bukan keselarasan
hingga nampak wajah kota
yang dingin dan kejam
Semua orang berputar
dalam arus kuat perburuan
bagai laba-laba lepas dari jaringnya
:memakan atau dimakan
Seakan tak pernah henti
dalam lompatan waktu
orang-orang bergerak cepat
dikejar-kejar bayangnnya sendiri
Menelusuri kota tengah malam
adalah melihat jalanan yang macet dan pengap
debu-debu mengotori wajah
dan panas memanggang kepala
serta melihat manusia berebut tulang,
seperti anjing
Kemakmuran kota hanyalah milik mereka
yang diam di gedung-gedung menara
dan sisa-sisa hanya untuk mereka yang di pinggir kali, emper toko dan di jalanan
Menelusuri trotoar kota tengah malam
adalah mendengar suara-suara yang sulit dimengerti
karena setiap orang menciptakan kehidupan kota
di pikiran, hati, tangan, perut, taring dan air liur sendiri-sendiri
Orang-orang bertegur sapa hanya karena kepentingan
dan bukan cinta
karena cinta bisa didapat kelewat gampang
di diskotik, nite club, panti pijat sampai keremangan malam pinggir jalan
dengan beribu aroma purba yang ditawarkan
Menelusuri trotoar kota tengah malam
adalah meraskan diri sendiri sepi
di tengah keriuhan manusia dan kota
Solo, 15 September 1995
(Dibacakan saat peringatan Hari Bumi 22 April 1996,di F. Geografi UMS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar