...aku menari bersama senja diiringi nyanyian hujan yang membekukan... ..

☂☂☂

Mei 06, 2011

Soliloqui Hutan-Hutan

Dari Aceh, Kalimantan, Philipina, Meksiko dan Dataran Afrika
Hutan-hutan sedang menangis
Tangan-tangan peradaban dengan rakus
mencerabut keperawanan mereka
sampai ke akar-akarnya.

Suara hutan kini bukan lagi desau angin, gemericik air, ranting patah dan suara-suara binatang
Tapi gemuruh mesin-mesin
memekakkan telinga
:angkuh dan bising

Gerak angin hutan adalah suara kecemasan
Kecemasan penghuni jagad raya
Dan manusia?
Manusia yang selalu tergoda
terus saja membabat hutan tanpa kecemasan

Bumi bergetar
Udara panas dan beracun
Ozone bocor

Selaksa awan hitam dari balik jendela langit
bergerak ke bumi
mengabarkan duka yang panjang
bahkan episode kematian

Apakah hutan ini sebuah hadiah
untuk kita habiskan
ataukah titipan
untuk kita jaga?

Ternyata,
hutan adalah hadiah besar
dari sebuah pesta besar
dan kita merasa berhak
menghabiskan secepat-cepatnya.

Solo, 15 September 1995
(Dibacakan saat peringatan Hari Bumi 22 April 1996,di F. Geografi UMS)

Tidak ada komentar: